Stunting Papua Barat Daya
Thamrin Tajuddin Desak Satgas Stunting Kota Sorong Transparan Dalam Penanganan
Strategi percepatan penurunan stunting, menurutnya harus ada keterbukaan dari satgas.
Penulis: Ilma De Sabrini | Editor: Milna Sari
TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Pemerintah Kota Sorong menargetkan angka stunting turun pada tahun 2023.
Hal tersebut diungkapkan oleh Asisten II Kota Sorong Thamrin Tajuddin saat memimpin rapat hasil penilaian percepatan penurunan stunting Papua Barat Daya.
“Kita targetkan angka ini (stunting) ini turun, tetapi mewujudkan itu pemerintah tidak bisa sendiri. Kami butuh kerja sama bapak dan ibu semua,” kata Thamrin Tajuddin saat memimpin rapat di kantornya, Selasa (15/8/2023).
Baca juga: Tekan Angka Stunting di PDB, DPPKB Siapkan Bantuan Makanan Tambahan, Demi Memperbaiki Gizi
Strategi percepatan penurunan stunting, menurutnya harus ada keterbukaan dari satgas.
Dia mengharapkan saat rapat semua masalah stunting dapat dipublikasikan agar mendapat masukan dari banyak pihak.
“Ketika rapat, keluarkan semua masalah-masalah stunting ini. Jangan ada yang ditutup-tutupi, karena stunting ini masalah serius,” ucapnya.
Baca juga: Angka Stunting Papua Barat Daya Tinggi, Ketua TP PKK Minta Orang Tua Larang Anak Jajan Sembarangan
Dalam rapat ini dihadiri oleh sejumlah stakeholder terkait yakni Ketua IDI Sorong dr Tumpal Simatupang dan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Sorong Merry, serta perwakilan TP PKK Kota Sorong.
Sebagai informasi, berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat angka stunting Papua Barat Daya masih jadi satu dengan Papua Barat.
Baca juga: Gelar Workshop Posyandu, Dinkes Papua Barat Daya Targetkan Stunting Turun hingga 14 Persen
Mengingat provinsi Papua Barat masih menjalani masa transisi jadi Daerah Otonomi Baru (DOB).
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), stunting di Kota Sorong mencapai 27,2 persen pada tahun 2022.
Baca juga: Pastikan Kecukupan Gizi Penanganan Stunting, Dinas Ketahanan Pangan Maybrat Pantau Pasokan Telur
Adapun prevalensi balita stunting Papua Barat meningkat 3,8 poin dari tahun sebelumnya sebesar 26,2 persen. Pada tahun 2022 prevalensi balita stanting di Papua Barat mencapai 30 persen.
Saat ini Papua Barat menduduki peringkat ke-6 sebagai provinsi dengan angka stunting yang tinggi.
Angka stunting tersebut dinilai masih tinggi oleh Kementerian Kesehatan.
(tribunsorong.com/ilma de sabrini)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.