Investasi

Freeport Diminta Bagun Smelter di Papua

"Selama ini kan Freeport membangun smelter di luar Papua, padahal tambangnya di Papua. Kami kan ingin untuk pemerataan pertumbuhan ekonomi di Papua,"

ISTIMEWA
Presiden Joko Widodo berbincang dengan Presiden Komisaris PT Freeport Indonesia Richard Adkerson saat meninjau pertambangan Gasberg di Mimika, Kamis (1/9/2022).(Dokumentasi/Sekretariat Presiden) 

TRIBUNSORONG.COM - Pemerintah meminta PT Freeport membangun smelter di Papua.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, diskusi yang terjadi dengan PT Freeport Indonesia masih berjalan alot.

Baca juga: Awalnya Kurang Kompeten, Alumni BPVP Sorong Ini Kini Bekerja Jadi Drafter di PT Freeport Indonesia

Hal tersebut disampaikan dalam acara open house di kediamannya di Jakarta, Rabu (10/4/2024).

"Selama ini kan Freeport membangun smelter di luar Papua, padahal tambangnya di Papua. Kami kan ingin untuk pemerataan pertumbuhan ekonomi di Papua," kata dia.

Selain itu, ia bilang Freeport juga diminta untuk melakukan penambahan divestasi saham senilai 10 persen. Saat ini, Indonesia telah memiliki 51 persen saham Freeport.

Ke depan, Bahlil berharap ketika masa kontrak tahap kedua selesai, Indonesia dapat memiliki hingga 61 persen saham Freeport.

"Pada masa kontrak tahap kedua selesai, nanti kita punya penambahan kembali 10 persen, jadi 61 persen. Jadi Freeport itu bukan lagi Freeport McMoran, tetapi Freeport Indonesia. Jadi kalau punya kita sendiri mau kita perbanyak kenapa kita bikin susah diri gitu loh," imbuh dia.

Bahlil bilang, perusahaan penambang emas McMoran Inc harus mau melakukan hal tersebut.

"Ya harus mau (McMoran), negara, negara kita kok. Saya salah satu yang menegosiasikan itu, jadi InsyaAllah," tutur dia.

Baca juga: Presdir PT Freeport Indonesia Bagi Tips Berkarier di Perusahaan Internasional ke Mahasiswa Unhas

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan proses negosiasi ini dapat selesai pada Juni 2024. "Kalau bos saya sudah begitu, saya ikut bos saya lah," tutur dia.

Sebelumnya, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas berharap, proses negosiasi kepemilikan saham Indonesia atas Freeport dapat segera selesai.

Menurut dia, pembahasan terkait kepemilikan saham ini melewati jalan yang panjang mulai dari birokrasi, administrasi, dan revisi peraturan pemerintah. Menurut Tony, semua proses itu membutuhkan waktu.

"Itu semua butuh waktu, mudah-mudahan bisa selesai (Juni) mudah-mudahan," kata dia ketika ditemui di acara open house Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Rabu (10/4/2024).

Baca juga: PT Freeport Indonesia Pecahkan Rekor Dunia: Bentangkan Bendera Terbesar di Puncak Grasberg

Ia menambahkan, secara garis besar semua pihak telah mencapai kesepemahaman terkait hal ini.

Adapun, ia bilang, masih menunggu penerbitan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pemerintah Minta Freeport Indonesia Bangun Smelter di Papua”

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved