Inspiring People
Kalahkan Rasa Pesimistis Hingga Bikin Penelitian, Kisah Marhaban Ode Juara Karya Tulis di MTQ PBD
Kisah perjalanan Marhaban Istiqomah Ode menjuarai Karya Tulis Ilmiah Qur’an (KTIQ).
Penulis: Ismail Saleh | Editor: Ilma De Sabrini
TRIBUNSORONG.COM, SORONG - "Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak." kata Ulama Islam Ali bin Abi Thalib.
Agaknya menjadi motivasi seorang guru honorer di sebuah sekolah di SP 2, Kabupaten Sorong, yang berhasil mencatat sejarah dalam Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-I Papua Barat Daya.
Baca juga: Daftar Juara II dan III MTQ Ke-I Tingkat Provinsi Papua Barat Daya 2024
Ia adalah Marhaban Istiqomah Ode, alumnus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, jurusan Pendidikan Bahasa Arab.
Tulisan Marhaban yang menginspirasi berhasil mebawa dirinya sebagai juara dalam kategori Karya Tulis Ilmiah Qur’an (KTIQ).
Terjunya dirinya di dunia kepenulisan bukanlah sesuatu yang kebetulan apalagi 'aji mumpung'.
Perempuan yang akrab sidapa Iis ini menceritakan, sejak masa Madrasah Tsanawiyah (MTs), ia sudah menunjukkan bakat dan kegemarannya menulis.
Semangat ini berlanjut hingga Madrasah Aliyah Negeri (MAN), dimana ia berhasil meraih beberapa penghargaan dalam lomba esai.
Di bangku perguruan tinggi, rasa ingin tahu dan semangat belajarnya semakin besar, terutama dalam bidang KTI.
“Rasa suka menulis sejak kecil menjadi dasar. Selain menulis KTI, saya juga menulis puisi dan cerpen. KTI membuat saya terlatih menulis sesuatu berdasarkan riset dan data," ujarnya.
"Pendidikan yang tegas dan dukungan penuh dari orang tua juga membuat saya merasa nyaman dan aman dalam mengejar pendidikan," imbuhnya.
Sejak kecil, Iis sudah aktif dalam berbagai lomba pidato, salah satunya lomba Pildais (Pemilihan Dai Sorong).
Melalui bimbingan dan koreksi dari ibunya, Marhaban belajar menulis teks pidato sendiri sejak kelas V (lima) SD dan berhasil masuk finalis 10 besar.
Baca juga: Kafilah Kota Sorong Wujudkan Target Juara Umum MTQ I Papua Barat Daya, Siap Tampil di Ajang Nasional
Pengalaman ini menjadi dasar keterampilannya dalam menulis dan berkompetisi.
"Sejak kecil, saya sering ikut lomba pidato, salah satunya lomba Pildais. Teks pidato saat itu dibuat oleh ibu saya. Saat saya masuk semifinal, ibu saya menyarankan untuk coba menulis sendiri dulu." ujarnya.

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Iis adalah saat pertama kali mengikuti ajang KTIQ pada MTQ IX Papua Barat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.