Inspiring People
Kalahkan Rasa Pesimistis Hingga Bikin Penelitian, Kisah Marhaban Ode Juara Karya Tulis di MTQ PBD
Kisah perjalanan Marhaban Istiqomah Ode menjuarai Karya Tulis Ilmiah Qur’an (KTIQ).
Penulis: Ismail Saleh | Editor: Ilma De Sabrini
Bertemu dengan dewan hakim nasional membuatnya menyadari bahwa standar penilaian sangat tinggi.
Selama sepekan sebelum lomba, Marhaban mempersiapkan diri dengan membuka kembali jurnal-jurnal referensi dan buku-buku utama.
Momen itu menjadi tantangan besar yang memacu Marhaban tampil maksimal.
"Dewan hakim nasional memiliki standar tinggi, sehingga selama sepekan sebelum lomba, saya mempersiapkan diri dengan membaca jurnal, referensi, dan buku utama," ucapnya.
Baca juga: Hujan Deras Iringi Penutupan MTQ Ke-I Papua Barat Daya, Ini Pesan Pj Sekda Jhony Way
Iis memutuskan serius menekuni bidang kepenulisan, baginya KTI memberikan kesempatan menulis sesuai dengan riset dan data yang terurut sehingga mampu membawa perubahan untuk masyarakat.
Iis sudah cukup lama mempersiapkan diri guna mengikuti kompetisi KTI di MTQ ke-I Papua Barat Daya.
Mulai mencari tema yang relevan hingga melakukan penelitian mendalam.

Akhirnya, Iis mengangkat solusi dalam mengatasi isu ketahanan keluarga.
Tak sia-sia, kerja kerasnya menghasilkan buah yang manis.
Karyanya akan mewakili Papua Barat Daya di ajang nasional.
Meskipun keluar sebagai juara, tak membuat Iis tinggi hati.
Baca juga: Sempat Pesimis, Penyelenggaraan MTQ Ke-I Papua Barat Daya Berakhir Sukses
Ia mengakui bahwa lawan-lawan dari kafilah lain memiliki ide tulisan yang luar biasa.
"Alhamdulillah senang, tapi juga merasa sangat tidak terduga. Lawan-lawan saya dari kafilah lain juga luar biasa dengan ide tulisan yang menarik. Ada rasa cemas tentang tanggung jawab mewakili Papua Barat Daya di ajang nasional," katanya.
Melalui momen ini, Iis mengajak penerus bangsa agar tidak melepas mimpinya.
Ia pun berharap generasi muda Indonesia dapat memanfaatkan usia produktif guna membuat sesuatu yang bermanfaat bagi bangsa.
"Jangan pernah berhenti untuk belajar. Kalau punya cita-cita, harus dilakukan sepayah apapun prosesnya. Cita-cita dan mimpi tidak akan terlaksana kalau hanya berhenti di tulisan buku diari," tegasnya.
Perjalanan hidupnya mengajarkan kita bahwa pendidikan dan ilmu pengetahuan adalah kunci utama untuk mencapai keberhasilan. (tribunsorong.com/ismail saleh)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.