Konflik Sawit di Papua

Tanah Papua Dilirik Investor, Komika Jhon Yewen Ajak Masyarakat Adat Tolak Investasi

Yohanes Yewen (27) komika kelahiran Manokwari, Papua Barat, mengajak masyarakat adat di Tanah Papua agar ikut menjaga hutan adat.

Penulis: Safwan | Editor: Ilma De Sabrini
DOK. TRIBUNSORONG.COM
Komedian Jhon Yewen dalam siniar YouTube Tribun Sorong yang bertajuk "Menanti Suangi #IlmuTerkutuk" pada Jumat, 14 Juni 2024. 

TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Yohanes Yewen (27) komika kelahiran Manokwari, Papua Barat, mengajak masyarakat adat di Tanah Papua agar ikut menjaga hutan adat.

Pria asal Tambrauw yang sering disapa Jhon Yewen itu berujar, Tanah Papua saat ini tengah dilirik ribuan pasang mata di luar yang ingin masuk dengan modus investasi.

Baca juga: Tolak Deforestasi, Cara Pemuda Sorong Selamatkan Kehidupan di Hutan Adat Suku Moi Sigin

Jhon Yewen mengatakan, investasi yang masuk biasanya mereka ingin menanam saham di hutan adat milik masyarakat di Tanah Papua termasuk Papua Barat Daya.

"Saya pikir Papua ini sebelum pemerintah ada adat sudah duluan masuk, jadi khusus hal ini harus tahu etika," ujar Jhon Yewen kepada TribunSorong.com saat ditemui di Kota Sorong, Selasa (18/6/2024).

Menurutnya, siapapun yang ingin masuk dan berinvestasi, harus menghormati serta lebih dulu melibatkan tokoh adat.

Ia menegaskan, setiap orang yang hidup di berbagai wilayah adat di Papua, sudah ada bertahun-tahun sebelum pemerintah hadir.

"Kalau kita bicara hutan berarti di dalamnya ada manusia dan adat di sana. Jangan bawa investasi lewat pemerintah tanpa libatkan masyarakat pemilik ulayat di sana," katanya.

Baca juga: LMA Mimate Tolak Investasi Sawit di Hutan Adat Sorong Selatan, Ini Alasannya

Alumnus Stand Up Comedy Academy (SUCA) itu menjelaskan, hingga kini orang Papua sudah menganggap hutan sebagai ibu yang melahirkan dan besarkan mereka.

Oleh karena itu, rasa cinta Masyarakat Adat Papua terhadap tanah ulayat seperti Ibu yang mengandung dan membesarkannya.

"Berkaca pada beberapa gerakan menolak investasi di MA itu saya juga sepakat tolak, sebab Ibu kami dirampok dengan dalih negara menguasai semuanya," jelasnya.

Baca juga: Yayasan Pusaka Angkat Tradisi Gelek Malak Kalawilis Pasa Sorong Kelola Hutan Adat Jadi Buku

"Jangan salah jika ada perlawanan hingga nyawa jadi taruhan, semua karena tanah."

Jhon Yewen berujar, hingga kini masih ada perlawanan Masyarakat Adat terhadap kehadiran perusahaan sawit di Papua, sebab Ibu mereka terus menjadi incaran.

Komika asal Papua itu berpesan, jika ingin bangun Papua jangan bongkar Hutan Adat, yang harus diutamakan ialah manusianya.

"Kalau bangun Papua jangan bawa investor bongkar hutan, cukup ko (kamu) bangun manusianya dan mereka bangkit sendiri sebab ciri mereka sejak awal gitu," ucapnya.

Baca juga: Suku Moi dan Awyu Gugat Pemprov Papua, Mengadu ke MA soal Korporasi Monopoli Kebun Sawit

Ia mengajak seluruh seluruh Masyarakat Adat agar menolak investasi seperti sawit di Tanah Papua, sebab akan berdampak pada keberlanjutan satwa endemik di situ.

"Kalau ko biarkan barang ini masuk bisa jadi besok anak cucu orang Papua hanya bisa menyaksikan Cenderawasih di google dan cinderamata seniman," tegasnya.

Jhon Yewen berharap, semua Masyarakat Adat di Papua harus bersatu tolak investasi, sebab mengancam eksistensi dan masa depan anak cucu di Bumi Cenderawasih. (tribunsorong.com/safwan ashari) 

Sumber: TribunSorong
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved