Jamaah Islamiyah Bubar

Sepak Terjang Pentolan Jamaah Islamiyah Abu Fatih yang Kini Berkebun Pisang di Karanganyar

Ia kemudian menceritakan awal aktif di Jamaah Islamiyah hanya sampai 2001, karena sesudah itu tidak mengikuti apapun yang dilakukan jamaah.

Editor: Jariyanto
TRIBUNNEWS.COM/SIGIT ARIYANTO
Eks Ketua Mantiqiyah II Jamaah Islamiyah Abu Fatih alias Abdullah Anshori alias Ibnu Muhammad Thoyib. 

Ia berdiam diri, menjaga jarak di luar gerakan, sampai suatu ketika yang ia tidak ingat lagi kapan persisnya, didatangi aparat Densus 88 Antiteror Polri. 

Ada dua perwira yang menemuinya di rumah, dan meminta dirinya membuat pernyataan tertulis telah keluar dari JI.

Terjadi diskusi panjang, dan Abu Fatih lantas bertanya apakah dengan membuat pernyataan itu dia juga akan dianggap keluar dari keyakinannya.  

Dijelaskan pernyataan keluar dari JI itu tentu tidak ada kaitan dengan keyakinan.

Abu Fatih lantas memenuhi permintaan aparat negara itu dengan segala pertimbangan pribadinya.

Hingga kemudian pada 2024 ini, terjadi dinamika lagi di JI yang berujung pada pernyataan akhir organisasi itu bubar atau membubarkan diri pada 30 Juni 2024. 

Abu Fatih merasa sangat senang dan lega para tokoh utama JI, para junior dan murid-muridnya menyadari ada yang salah dengan arah perjuangan mereka. 

Ia mengikuti proses-proses menuju keputusan akhir itu, termasuk mendampingi saat tokoh-tokoh utama JI dan afiliasinya berkumul di Sentul, Bogor, Jawa Barat. 

Ketokohan Abu Fatih bisa dibaca dalam risalah pertemuan Sentul Bogor butir ke-13 tentang kepemimpinan Jamaah Islamiyah

Disebutkan sesudah wafatnya Abdullah Sungkar, tidak ada pemimpin baru JI yang resmi menggantikannya. Abu Fatih disebut sebagai saksi hidupnya.

Kini Abu Fatih memilih hidup tenang sebagai warga biasa saja yang mengisi hari-harinya berkebun pisang seluas sekitar 8.000 meter persegi di sebuah Lokasi di Colomadu, Karanganyar.

Dalam pernyataan akhirnya, Abu Fatih atas nama eksponen dan jamaah eks JI berterima kasih kepada aparat keamanan yang membuka wawasan mereka lewat dialog.

“Akhirnya pikiran mereka mengalir hingga pada keputusan membubarkan diri tanpa tekanan,” kata Abu Fatih yang menekankan dialog itu sudah berjalan begitu panjang. 

Ia saya pribadi mulai merasakan pikiran-pikiran itu sejak 2021. Banyak di antara mereka punya pikiran sama, ada perasaan ragu, dan belum bisa bersikap. 

“Ragu tentang kebenaran kami kalau kami harus membangun konflik dengan negara. Dengan kesadaran ini kami berpijak pada syariah, mencari jalan islah,” ucap Abu Fatih. (tribunnews.com/setya krisna kumarga)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved