Penemuan Mayat di Saoka Sorong

Keluarga Maluku Bakar Lilin di Depan Markas PM AL Lantamal Sorong, Ibunda Kesya Ungkap Kejanggalan

Aksi dalam rangka mengenang tujuh hari kematian Kesya Irena Yola Lestaluhu (20) tersebut diikuti keluarga korban, kerabat, serta sejumlah tokoh Maluku

|
Penulis: Safwan | Editor: Jariyanto
TRIBUNSORONG.COM/SAFWAN ASHARI
Keluarga Maluku menggelar aksi bakar lilin di ruas jalan Yos Sudarso, tepatnya di depan Markas Polisi Militer Angkatan Laut (PM AL) Lantamal XIV/Sorong, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Sabtu (18/1/2025) malam. 

TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Keluarga Maluku menggelar aksi bakar lilin di ruas jalan Yos Sudarso, tepatnya di depan Markas Polisi Militer Angkatan Laut (PM AL) Lantamal XIV/Sorong, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Sabtu (18/1/2025) malam.

Aksi dalam rangka mengenang tujuh hari kematian Kesya Irena Yola Lestaluhu (20) tersebut diikuti keluarga korban, kerabat, serta sejumlah tokoh Maluku.

Baca juga: Terungkap Kronologi dan Motif Oknum Anggota TNI AL Eksekusi Kesya Lestaluhu di Pantai Saoka Sorong

Tampak ibunda korban, Amina Latale membawa foto putrinya dalam dekapan.

Ketua Perhimpunan Keluarga Pulau Ambon Alosyus mengatakan, rangkaian aksi diawali doa bersama.

"Kami ke sini atas permintaan ibu korban yang ingin mengenang tujuh hari wafat sang anak ditangan oknum anggota TNI AL," ujarnya.

Baca juga: Fakta-fakta Kematian Wanita Muda di Pantai Saoka Sorong di Tangan Oknum TNI AL

Ia menegaskan, sejak awal mulai dari tahapan pemeriksaan hingga saat ini, keluarga Ambon dan Maluku ikut mengawal kasus agar terang benderang ke publik.

"Kami ingin proses hukum berjalan transparan. Kami berharap ini berjalan seadil-adilnya, sehingga pelaku mendapatkan balasan setimpal atas perbuatan," katanya.

Tokoh Maluku lainnya, Sanusi Rahaningmas menambahkan, aksi ini sebagai bentuk kebersamaan basodara orang Maluku di Papua Barat Daya.

"Kami ingin ke depan tidak boleh lagi ada oknum TNI semena-mena terhadap nyawa warga sipil di Kota Sorong," tegasnya.

Pelaku lebih dari satu

Ibunda Kesya Irena Yola Lestaluhu menduga adanya kejanggalan dalam kasus kematian anaknya di Pantai Saoka, Distrik Maladum Mes, Kota Sorong, Papua Barat Daya.

Baca juga: Panglima Koarmada III Tegaskan Kasus Pembunuhan di Pantai Saoka Sorong Naik ke Peradilan Militer

Kejanggalan itu diungkapkan Ibunda Kesya Lestaluhu Amina Latale pada rangkaian aksi doa bersama dan bakar lilin.

"Saya tidak mengerti dengan hukum, tapi dari kronologi yang diungkap dan kondisi tubuh anak saya itu berbeda," ujar Amina kepada awak media.

Ia menilai, rilis kronologi pembunuhan oleh oknum TNI AL yang disampaikan pihak Polisi PM AL tidak runut.

Dalam keterangan disebutkan ada hubungan badan beberapa kali hingga terjadinya penikaman terhadap Kesya.

"Wajah anak saya ada memar, ada luka ukiran berbentuk love (hati) di belakang (punggung). Saya duga itu tidak spontan," kata Amina.

Baca juga: Tragedi Pembunuhan Wanita di Pantai Saoka, Aktivis Papua Desak Polisi Ungkap Pelaku

Ia pun menyebut perbuatan itu dilakukan oleh orang yang sudah sakit hati ke Kesya, namun disampaikan bahwa pelaku baru bertemu pada malam itu.

"Saya menduga ini tak dilakukan satu orang. Pelaku A tidak mungkin lakukan itu sendiri," kata Amina sembari menyesalkan barang bukti (BB) sangkur yang belum juga ditemukan.

Kronologi dan motif

Jajaran Polisi Militer Angkatan Laut (PM-AL) Lantamal XIV/Sorong merilis kronologi hingga motif kasus pembunuhan Kesya Irena Yola Lestaluhu (20) di Pantai Saoka, Kota Sorong, Papua Barat Daya yang melibatkan oknum anggota TNI AL.

Kepala Seksi Penyelidikan dan Kriminal (Lidkrim) PM-AL Lantamal XIV/Sorong Mayor (PM) Anton Sugiharto mengatakan, pelaku berinisial ASWP berpangkat kelasi (KLS).

Awalnya korban dijemput di rumah oleh saksi S bersama beberapa temannya pada Minggu (13/1/2025) pukul 01.00 WIT dini hari.

Baca juga: BREAKING NEWS: Geger Penemuan Mayat Wanita Tanpa Busana di Pantai Saoka Sorong

Rombongan kemudian menuju ke sebuah tempat hiburan malam (THM) di Kota Sorong.

"Aantara korban dan pelaku beda rombongan, sehingga sejak awal tidak ada hubungan apa-apa. Dari keterangan saksi S, mereka masuk pukul 02.00 WIT, barulah mulai kenalan di tempat itu," kata Mayor (PM) Anton Sugiharto kepada awak media pada Rabu (15/1/2025).

Pada pukul 03.00 WIT, teman pelaku hendak pulang sehingga korban juga ingin ikut mengantar.

Korban kemudian kembali ke THM lalu menemui saksi S dan beberapa teman-temannya di dalam.

"Pada pukul 04.30 WIT, korban dan pelaku keluar keluar menggunakan mobil jenis Inova hitam. Sementara lainnya gunakan kendaraan mereka masing-masing," ucap Anton.

Lanjutnya, kedua rombongan ini sempat berkumpul di Tembok Berlin area reklamasi selanjutnya menenggak minuman keras (keras).

Baca juga: Sosok Perempuan yang Meninggal Tragis di Pantai Saoka Sorong di Mata Keluarga

Saksi S kemudian mengajak koban pulang, namun ditolak karena hendak diantar oleh pelaku.

"Setelah itu, pelaku dan korban menuju ke sebuah hotel dengan tujuan check in namun gagal sehingga menuju ke Saoka," kata Anton.

"Keduanya dalam kondisi dipengaruhi minuman keras. Dalam perjalanan mereka sempat berhubungan intim." 

Pada momen itulah terjadi peristiwa tragis yang mana pelaku gelap mata setelah terjadi cekcok karena merasa belum puas.

Pelaku lalu mengambil sangkur lalu menikam korban berkali-kali di bagian dada serta punggung yang totalnya ada 32 tusukan (sebelumnya diberitakan 27 tusukan).

"Kami masih mencari barang bukti sangkur yang dipakai pelaku (menikam korban, red)," ujar Anton.

Menurutnya, pihaknya telah mengamankan sejumlah bukti berupa pakaian korban, sarung sangkur, mobil, hingga rekaman CCTV di THM.

Anton juga membeberkan, terkait saksi hingga kini yang telah diperiksa empat orang termasuk teman yang jemput Keisya Lestaluhu yakni berinisial S.

"Saya tegaskan korban dan saksi masuk ke tempat hiburan tidak sama. Pelaku masuk masuk pukul 23.00 WIT, dan korban masuk pukul 01.00 WIT," katanya. (tribunsorong.com/safwan ashari)

Sumber: TribunSorong
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved