SPMB 2025

Implementasi SPMB 2025 di Kota Sorong Papua Barat Daya Tunggu Regulasi Ini

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Sorong, Papua Barat Daya bersiap melaksanakan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025.

Penulis: Angela Cindy | Editor: Jariyanto
TRIBUNSORONG.COM/ANGELA CINDY
PERSIAPAN SPMB 2025 - Pelaksana tugas (Plt) Kepala Disdik Kota Sorong Arby William Mamangsa menjelaskan persiapaan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025 di ruang kerjanya, kompleks kantor Wali Kota Sorong, Papua Barat Daya, Jumat (31/1/2025). 

Mengenai tantangan dalam penerapan sistem baru, Mamangsa menyatakan, tidak ada kendala berarti hanya perlu adaptasi sebab penerimaan siswa baru rutin dilaksanakan setiap tahun.

"Tantangan terbesar adalah bagaimana sekolah dan guru dapat beradaptasi dengan perubahan ini," katanya.

Baca juga: Michel Jacson Resmi Dilantik jadi Direktur UT Sorong, Komitmen Tingkatkan Kualitas Pendidikan

Tatangan yang perlu diantisipasi, lanjut Mamangsa, keterbatasan kuota penerimaan di setiap sekolah, terlebih lagi jumlah siswa di Kota Sorong terus meningkat.

Tidak semua anak dalam radius terdekat akan otomatis diterima karena kuota terbatas.

Jika kapasitas sekolah sudah penuh, seleksi tetap dilakukan sesuai prioritas jalur penerimaan yang telah ditetapkan.

Baca juga: Menteri Pendidikan Sinyalkan Kembalinya Ujian Nasional, Namun Dengan Format Baru

Menurut Mamangsa, Kota Sorong mengalami ketidakseimbangan antara jumlah siswa dan daya tampung sekolah. 

Saat ini, terdapat 49.800 siswa dari jenjang TK hingga SMA, sementara jumlah penerimaan siswa baru setiap tahunnya sekitar kurang lebih 8.000 orang.

"Kota Sorong kini menjadi ibu kota provinsi, sehingga banyak penduduk dari kabupaten sekitar yang ingin menyekolahkan anaknya di sini. Ini menyebabkan tekanan pada kapasitas sekolah yang ada," ucap Mamangsa.

Baca juga: Pj Wali Kota Sorong Tinjau Progres Pembangunan Kantor Dinas Pendidikan

Ia menegaskan, menambah jumlah rombongan belajar (rombel) tidak bisa dilakukan sembarangan, karena ada ketentuan batas jumlah siswa per kelas. 

Oleh karena itu, solusi bukan hanya menambah rombel, tetapi bagaimana mengatur penerimaan agar lebih merata sesuai kapasitas sekolah yang tersedia. (tribunsorong.com/angela cindy

Sumber: TribunSorong
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved