Kriminalitas Papua Barat Daya
Mucikari Kasus TPPO di Kota Sorong Papua Barat Daya Terinfeksi Penyakit Menular Seksual
Kasus ini terungkap setelah pengakuan Kapolresta Sorong Kota melalui Kanit PPA Satreskrim Polresta Sorong Kota, Ipda Nelfince Rumbino.
Penulis: Safwan | Editor: Petrus Bolly Lamak
TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Seorang mucikari berinisial N (20) yang terlibat dalam tindak pidana perdagangan orang (TPPO) melalui aplikasi MiChat di Kota Sorong, Papua Barat Daya, terinfeksi penyakit menular seksual (PMS).
Kasus ini terungkap setelah pengakuan Kapolresta Sorong Kota melalui Kanit PPA Satreskrim Polresta Sorong Kota, Ipda Nelfince Rumbino.
Baca juga: Kasus TPPO Lewat MiChat di Kota Sorong: 2 Mucikari Diserahkan ke Kejaksaan, Proses Hukum Berlanjut
Nelfince menjelaskan bahwa N, yang berperan sebagai mucikari, juga turut melayani pria hidung belang dengan membuka jasa hubungan badan.
N diketahui mengidap penyakit yang menular melalui hubungan seksual, yang dapat menyebar dengan cepat kepada para pelanggannya.
Baca juga: Babak Baru Kasus Perdagangan Orang Lewat MiChat di Sorong, Polisi Ungkap Jumlah Korban Bertambah
Ia mengungkapkan kekhawatirannya terhadap fenomena ini, mengingat aktivitas layanan seks melalui MiChat sangat masif dan kurang mendapat pengawasan dari pihak berwenang.
"Kasus seperti ini cukup banyak, dan kami melihat bahwa kurangnya pengawasan dari Dinas Kesehatan Kota Sorong membuat banyak yang terpapar penyakit menular seksual," ungkap Nelfince.
Nelfince berharap agar pemerintah dan masyarakat lebih waspada terhadap masalah kesehatan ini, mengingat risiko penularan yang cepat dan dampaknya bagi korban.
Kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO)
Penangkapan terhadap N dan mucikari lainnya, G (20), terjadi pada 23 Desember 2024, oleh Unit PPA Satreskrim Polresta Sorong Kota.
Baca juga: Polisi Ciduk 2 Mucikari Perdagangan Orang Lewat MiChat, Satu Anak di Kota Sorong jadi Korban
Mereka diduga terlibat dalam perdagangan wanita, bahkan ada yang masih berusia 15 tahun, melalui aplikasi MiChat.
Polisi menyebutkan bahwa kedua mucikari tersebut mempromosikan dua wanita bernama samaran Bunga (18) dan Delima (15) kepada pria hidung belang di sebuah hotel di Kota Sorong.
Baca juga: Polisi Segera Gelar Tahap I Kasus Prostitusi Online via Aplikasi MiChat ke Kejari Sorong
Dalam operasi tersebut, mucikari mematok tarif antara Rp300.000 hingga Rp800.000 per sekali transaksi.
Upah hasil dari transaksi tersebut dibagi antara korban dan mucikari, dengan korban menerima bagian yang lebih besar.
"Modus operandi mereka adalah menawarkan jasa melalui aplikasi MiChat dan membagi hasil sesuai kesepakatan.
Baca juga: Polisi Bongkar Prostitusi Online di Sorong, Anak di Bawah Umur Jadi Korban MiChat, Begini Kondisinya
Para korban hanya tahu melayani pelanggan, sementara para mucikari yang melakukan negosiasi harga," ujar Kasat Reskrim Polresta Sorong Kota, AKP Arifal Utama.
Motivasi di Balik Kejadian
Menurut Arifal, setelah pemeriksaan, diketahui bahwa para korban berasal dari keluarga yang seharusnya cukup mampu secara finansial.
Kasus Malaria di Kota Sorong Meningkat pada 2024, Warga Distrik Ini Paling Banyak Terinfeksi |
![]() |
---|
BKMT Kota Sorong Rayakan Milad dan Isra Mikraj, Asisten II Ingatkan Tantangan di Era Digital |
![]() |
---|
Pemuda Makassar Tewas Tersetrum saat Naik Motor Terobos Banjir di Jalan Sungai Maruni Kota Sorong |
![]() |
---|
Bawa Motor Trail, Berhard Rondonuwu Pantau Gerakan Bersih-bersih di Sejumlah Titik di Kota Sorong |
![]() |
---|
Polisi Bongkar Praktik Prostitusi Online di Kota Sorong, 2 Admin MiChat Ditangkap |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.