Organisasi Pemuda

GP Ansor dan Pemuda Katolik ke Pertapaan Santa Maria Rawaseneng, Serap Ilmu Berbagai Unit Usaha

Di dalam kompleks pertapaan itu juga terdapat kafe dan pusat oleh-oleh yang menjual produk berbasis susu, seperti yoghurt, keju, wine coffee dan susu

Editor: Jariyanto
ISTIMEWA
KUNJUNGAN SAMBIL BELAJAR - Pengurus Pusat Gerakan Pemuda Ansor dan Pemuda Katolik berkunjung sekaligus belajar mengenai sistem peternakan dan industri pengolahan susu di Pertapaan Santa Maria Rawaseneng, Temangggung, Jawa Tengah, Selasa (18/2/2025). 

Menurutnya, banyak kader Pemuda Katolik yang sedang merintis usaha peternakan di berbagai daerah, seperti peternakan kambing Ettawa di Cianjur dan peternakan sapi di Nusa Tenggara Timur serta Bengkulu. 

Baca juga: Yesus Memanggil Para Pendosa: Renungan Harian Katolik Sabtu 18 Januari 2025

Kunjungan ini menjadi kesempatan untuk menyerap ilmu dan mencontoh praktik yang telah berhasil diterapkan di Rawaseneng.

Ketertarikan serupa juga diungkapkan Ketua Umum PP Gerakan Pemuda Ansor Addin Jauharudin. 

Ia melihat bagaimana peternakan di Rawaseneng tidak hanya menghasilkan susu mentah, tetapi juga mengolahnya menjadi produk bernilai tambah seperti yoghurt dan keju.

“Di tempat kami, peternak hanya menjual susu ke koperasi. Sementara di sini, kami melihat bagaimana susu dapat diolah menjadi produk yang lebih bernilai ekonomi,” katanya.

Baginya, model peternakan Rawaseneng bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain. 

“Jika diterapkan lebih luas, ini bisa menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan peternak,” ujarnya.

Baca juga: Istigasah Kubro Peringatan Harlah Ke-102 NU, Perkuat Kolaborasi dalam Kemaslahatan

Lebih dari sekadar pusat edukasi peternakan, Pertapaan Santa Maria Rawaseneng menjadi simbol persatuan di tengah keberagaman. 

Stefanus Octaviano Purnama, OSCO selaku penanggung jawab pengolahan susu di pertapaan, menyebut bahwa mereka terbuka bagi siapa saja yang ingin belajar.

“Pada intinya, kita belajar bersama untuk menjadi lebih baik, kenapa tidak menjadikan Indonesia makin satu tanpa memandang perbedaan,” katanya.

Bagi para rahib di Rawaseneng, kunjungan dari berbagai organisasi ini menjadi bukti bahwa kerja keras dan nilai kebersamaan dapat menyatukan banyak pihak.

“Ini adalah pertama kalinya kami menerima kunjungan seperti ini. Syukur-syukur ada tindak lanjut ke depannya. Kami ingin terus menjalin relasi tanpa melihat perbedaan yang ada,” ucap Stefanus. 

Baca juga: Perayaan 170 Tahun PI di Papua, GKI Martin Luther Sentani Hadirkan Nuansa Budaya Sumatera dan Jawa

Sementara itu, Putut Prabantoro menegaskan bahwa kerukunan, toleransi dan perdamaian mensyaratkan adanya kesejahteraan bersama sebagai tujuan akhir.

Ormas terutama ormas keagamaan dalam visi misinya harus memastikan para anggotanya juga sejahtera secara khusus dan juga masyarakat Indonesia.

"Bagaimana menyejahterakan para anggota salah satunya dengan membangun perekonomian bersama di kota atau daerah di mana ormas atau cabangnya berada," ucap Putut.

Menurutnya, langkah dari para pengurus GP Ansor dan Pemuda Katolik memberi contoh bagaimana hubungan harmonis antarumatberagama harus menuju kesejahteraan bersama.

"Itu semua saling melengkapi, saling belajar dan bertukar pikiran dalam bentuk nyata, bukan hanya wacana," kata Putut. (*/tribunsorong.com)

Sumber: TribunSorong
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved