Hari Kartini 2025

Naomi Netty Howay: Kartini Papua, Harapan Generasi Emas 2045

Naomi menyoroti bahwa esensi Hari Kartini tidak cukup hanya dirayakan dengan mengenakan kebaya dan simbol-simbol seremonial. 

Penulis: Angela Cindy | Editor: Petrus Bolly Lamak
TRIBUNSORONG.COM/ANGELA CINDY
PESAN - Kepala Dinas Kesehatan Papua Barat Daya Naomi Netty Howay menyampaikan pesan kuat tentang semangat perempuan Papua dalam membangun generasi masa depan, terutama melalui sektor kesehatan. 

TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PPA) Papua Barat Daya menggelar peringatan Hari Kartini ke-146 DI Gedung L Jitmau, pada Kamis (24/4/2025).

Dalam kesempatan itu, Kepala epala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Papua Barat Daya Netty Naomi Howay menyampaikan pesan kuat tentang semangat perempuan Papua dalam membangun generasi masa depan, terutama melalui sektor kesehatan.

Baca juga: Usai Dilantik, Ini Langkah Awal Wakil Ketua I DPRP Papua Barat Daya Anneke Makatuuk 

Naomi menyoroti bahwa esensi Hari Kartini tidak cukup hanya dirayakan dengan mengenakan kebaya dan simbol-simbol seremonial. 

"Bagi saya, semangat Kartini sekarang ini sudah tidak seperti dulu. Kita pakai kebaya, pakai ini itu. Tapi bagaimana dengan komitmen kita, perempuan yang sudah diberkati Tuhan, jadi pemimpin baik di legislatif, eksekutif, kota maupun kabupaten untuk turun tangan menolong perempuan-perempuan,” ujarnya. 

Naomi mengajak semua perempuan Papua bersatu, berkolaborasi, dan benar-benar hadir di tengah masyarakat khususnya di kampung-kampung dan dusun-dusun terpencil, tempat di mana ibu hamil, bayi, dan balita masih berjuang hidup sehat. 

Menurutnya, penurunan angka stunting dan peningkatan gizi adalah kunci utama menuju generasi emas 2045.

"Kalau gizi bagus, anak-anak bisa sekolah baik. Tapi kalau tidak, ya sudah kita di sini selesai. Tidak ada lagi generasi penerus," katanya.

Baca juga: Prakiran Cuaca Papua Barat Daya Kamis 24 April 2025, Suhu Udara Sejuk dan Kelembapan Tinggi

Namun, ia juga tak menutup mata akan tantangan besar yang dihadapi, mulai dari medan yang sulit di daerah pesisir seperti Kokoda hingga wilayah pegunungan seperti Tambrauw dan Maybrat. 

“Tantangan kita bukan cuma soal layanan, tapi soal kehadiran. Mama-mama Papua yang jadi tenaga kesehatan, cobalah betah di tempat tugasmu. Tinggallah di sana. Karena kalau bukan kita, siapa lagi yang kaderkan anak cucu jadi Kartini berikutnya," katanya. 

Baca juga: Festival Tumpe Klawalu Kota Sorong Dibuka, Pj Sekda Papua Barat Daya: Menyentuh Akar Budaya Moi

Ia bilang, program-program konkret terus dijalankan oleh Dinas Kesehatan, seperti pemberian vitamin A, tablet tambah darah, imunisasi rutin, dan pemeriksaan kesehatan di sekolah maupun untuk ibu hamil. 

Bekerja sama dengan UNICEF dan didukung pemerintah pusat maupun daerah, Naomi mendorong masyarakat untuk memanfaatkan layanan kesehatan gratis di puskesmas dan rumah sakit.

"Hari ini orang mungkin tidak perhitungkan kita. Tapi jerih lelah kita diperhitungkan oleh Tuhan. Tuhan akan kembalikan itu kepada suami, anak-anak, dan keturunan kita berikutnya. Mama suruh kita kerja saja," pungkas dia. (tribunsorong.com/angela cindy) 

Sumber: TribunSorong
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved