Minyak Tanah di Papua Barat Daya
Jumlah Agen, Pangkalan dan Harga Minyak Tanah di Kota Sorong Papua Barat Daya
Meski elpiji mulai diperkenalkan, minyak tanah tetap menjadi bahan bakar utama bagi mayoritas warga Kota Sorong, terutama untuk kebutuhan memasak.
Penulis: Ismail Saleh | Editor: Petrus Bolly Lamak
TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Meski elpiji mulai diperkenalkan, minyak tanah tetap menjadi bahan bakar utama bagi mayoritas warga Kota Sorong, terutama untuk kebutuhan memasak sehari-hari.
Baca juga: Kematian Akibat DBD di Kota Sorong: Analisis Faktor Risiko dan Evaluasi
Kondisi ini mendorong Pemkot Sorong melalui dinas perindustrian memperkuat sistem distribusi serta pengawasan harga minyak tanah.
"Minyak tanah masih jadi kebutuhan utama, khususnya untuk memasak. Karena itu, distribusi dan harga harus diawasi ketat," ujar Kepala Seksi Pengawasan dan Penertiban Sarana dan Prasarana Industri Musa Fonataba.
Distribusi minyak tanah saat ini dilayani oleh tujuh agen dan 14 pangkalan yang menjangkau seluruh distrik.
Harga resmi di pangkalan ditetapkan Rp4.000 per liter.
Baca juga: Mulai Tahun Ini Masuk Seluruh Sekolah Negeri di Kota Sorong Gratis, Sekolah Swasta?
Namun, masih ditemukan pengecer ilegal yang menjual hingga Rp10.000 per liter.
"Pengecer ini membeli dari pangkalan lalu menjual kembali dengan harga tinggi. Itu ilegal. Kami bisa menegur pangkalan, tapi untuk pengecer liar, masyarakat kami sarankan melapor ke kepolisian," tegas Musa.
Ia juga mengimbau pangkalan membatasi penjualan maksimal 5-10 liter per rumah tangga untuk mencegah penimbunan.
“Dengan jumlah pangkalan yang memadai, seharusnya tidak ada kelangkaan. Tapi karena kebutuhan tinggi, pengawasan harus terus dilakukan,” ujarnya.
Baca juga: Polisi Telusuri Aliran Dana NFRPB, Kapolresta Sorong Kota: Kalau Disokong Asing Kami Usut
Ketergantungan pada minyak tanah juga dirasakan oleh Hasriani, penjual nasi kuning di Kompleks Kampung Makassar (Pasar Baru), Sorong Manoi.
“Setiap hari saya mulai masak jam tiga subuh. Kompor minyak tanah itu nyawa dapur saya. Tanpa itu, saya tidak bisa jualan,” ungkap Hasriani, Selasa (6/5/2025).
Baca juga: 237 Calon Jemaah Haji Kota Sorong Siap Berangkat, Kemenag Pastikan Persiapan Capai Tahap Akhir
Dalam seminggu, ia menghabiskan lebih dari 15 liter minyak tanah. Meski harga resmi Rp4.000, ia kerap terpaksa membeli di luar dengan harga Rp9.000-Rp10.000 per liter saat stok di pangkalan habis.
“Kalau sudah mahal begitu, untung bisa hilang setengah,” keluhnya.
Ia juga khawatir bila harga resmi minyak tanah naik, akan memicu kenaikan harga bahan pokok lain.
“Kalau naik, kami mau tidak mau harus menaikkan harga jual, tapi takut pelanggan kabur. Kalau tidak naik, kami yang rugi,” ujarnya.
Baca juga: Tumpukan Lumpur di Jalan Ahmad Yani Kota Sorong Mulai Dibersihkan, Akses Lalu Lintas Kembali Normal
Hasriani berharap pemerintah menjaga kestabilan harga dan pasokan minyak tanah di Sorong.
“Minyak tanah ini masih jadi kebutuhan utama, bukan cuma buat kami pedagang, tapi juga ibu rumah tangga,” tutupnya. (tribunsorong.com/ismail saleh)
Jalan Licin dan Berlumpur, Pengendara di Kota Sorong Terpaksa Naik Trotoar Hindari Kecelakaan |
![]() |
---|
4 Masalah Krusial di Kota Sorong Ibu Kota Papua Barat Daya Versi Aliansi Mahasiswa |
![]() |
---|
Pemuda Pengedar Ganja di Kota Sorong Dijemput Polisi di Depan Sang Ibu, Barang Bukti 716 Gram |
![]() |
---|
Berikut Daftar Juara Lomba Cerdas Cermat Tingkat SD/MI se-Kota Sorong |
![]() |
---|
Wali Kota Sorong Lantik Pengurus TP-PKK, Begini Pesan Penting Septinus Lobat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.