Mata Lokal Fest 2025

Gubernur Jakarta Bicara Ketimbangan Sosial dalam Mata Lokal Fest 2025, Ini Formula yang Disiapkan

etimpangan sosial dan kesenjangan ekonomi masih menjadi sebuah permasalahan nyata di Indonesia, khususnya di Jakarta.

Editor: Jariyanto
TRIBUNNEWS
KESENJANGAN SOSIAL - Gubernur Jakarta Pramono Anung menjadi pembicara dalam Mata Lokal Fest 2025 yang digelar Tribun Network di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis (8/5/2025) malam. Pada kesempatan itu ia memaparkan soal ketimpangan antara kaya dan miskin serta permasalahan kompleks lainnya di Jakarta. 

TRIBUNSORONG.COM, JAKARTA - Ketimpangan sosial dan kesenjangan ekonomi masih menjadi sebuah permasalahan nyata di Indonesia, khususnya di Jakarta.

Menurut Gubernur Daerah Khusus Jakarta Pramono Anung, ketimpangan tersebut yang akan dicari solusinya selama periode pemeritahan dirinya.

Pernyataan Pramono disampaikan saat menjadi pembicara dalam Mata Lokal Fest 2025 yang digelar Tribun Network di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis (8/5/2025) malam. 

Baca juga: Inovasi Pengolahan Sampah Sukses, Nasabah PNM Mekaar Raih Penghargaan Mata Lokal Fest 2025

Pada kesempatan itu ia mengangkat topik “Merajut Masa Depan Berkelanjutan sebagai Kota Global”.

Pramono menyebut populasi Jakarta saat ini sebesar 10,8 juta jiwa.

Pramono menegaskan, Pemprov Jakarta akan menjalankan berbagai program prioritas guna menurunkan tingkat kesenjangan sosial di masyarakat.

"Kami berusaha menekan Gini Ratio, perbedaan jumlah kaya dan miskin yang begitu besar di Jakarta,” ujar Pramono. 

Baca juga: Menteri Kebudayaan Fadli Zon Apresiasi Mata Lokal Fest 2025, Ajak Rawat Budaya sebagai Aset Nasional

Berdasarkan data Gini Ratio, lanjutnya, mengindikasikan adanya ketimpangan yang signifikan antara kaya dan miskin di wilayah ibu kota.

Dari gambaran masalah tersebut, Pramono menjelaskan beberapa program prioritas yang tengah dikerjakannya, satu di antaranya sektor pendidikan.

Program-program yang disiapkan antara lain, Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang memberikan bantuan kepada 707.622 siswa kurang mampu dengan memberikan Rp300.000 per bulan; Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) yang diperluas hingga jenjang S2 dan S3; dan pemutihan ijazah bagi sekitar 6.600 orang pada periode pertama. 

“Inilah yang menjadi program saya yang utama, terutama ketika saya maju sebagai gubernur sama sekali tidak menjanjikan apapun, sehingga secara sungguh-sungguh saya sekarang mencoba untuk menekan gini ratio di Jakarta,” kata Pramono. 

Baca juga: Industri Ramah Lingkungan Dilirik Para Investor, Kemenperin Siapkan Strategi Dukung Transisi Energi

Ia menyebut, hal-hal yang disiapkan masih ada kekurangan, namun, aspek-aspek lainnya, Jakarta masih lebih unggul dari provinsi lain.

"APBD di Jakarta sekarang ini di tahun 2025 adalah Rp91 triliun, dengan demikian kemampuan Jakarta untuk membangun itu masih cukup kuat," ucap Pramono.

Politisi PDI Perjuangan itu juga menekankan pentingnya memperkuat budaya Betawi di Jakarta

Menurutnya, membangun Jakarta melalui pendekatan kebudayaan, khususnya dengan mengangkat dan memperkuat budaya Betawi sebagai identitas utama kota menjadi tugas penting. 

Adapun bentuk nyatanya adalah rencana relokasi patung M.H. Thamrin ke lokasi strategis di Bundaran HI sebagai simbol penghormatan terhadap pahlawan Betawi.

Tak hanya itu, Pramono berencana merevitalisasi ruang-ruang publik, termasuk penggabungan tiga taman besar di Blok M untuk memperkuat karakter budaya kota. 

“Komitmen ini sejalan dengan amanat UU Nomor 2 Tahun 2024 yang menetapkan budaya Betawi sebagai budaya utama Jakarta, terutama dalam menyongsong peran Jakarta sebagai ibu kota ASEAN,” ucap Pramono. 

Siap lanjutkan program sebelumnya yang baik

Pada sesi Summit ini, Pramono menyatakan, pemrov siap melanjutkan program-program yang sebelumnya telah berjalan dan terbukti baik.

Baca juga: UT Sabet Penghargaan Ajang Mata Lokal Fest 2025, Program PkM Selaras Visi Pendidikan Berkelanjutan

Mulai dari mengatasi masalah kemacetan di sekitar JIS dengan membangun jembatan penghubung antara Ancol dan stadion sebagai solusi parkir dan akses, mengintegrasikan seluruh moda transportasi dengan pendekatan kolaboratif, hingga menyelesaikan persoalan klasik Jakarta, seperti banjir, macet, dan polusi. 

Guna menyelesaikan permasalahan klasik seperti banjir, macet, dan polusi, Pramono menyebut juga akan melanjutkan program normalisasi Sungai Ciliwung yang diperkirakan mampu mengurangi potensi banjir hingga 40 persen.

Baca juga: Kado Hardiknas 2025: Kota Sorong Gratiskan Sekolah Negeri, 26.000 Siswa Nikmati Program Ini

Dalam hal pengelolaan sampah, Pemprov DKI Jakarta akan menjadikan 7.500 ton sampah sebagai sumber energi dan aktif menjalin kerja sama dengan pihak-pihak yang memiliki teknologi pengelolaan limbah. 

“Ke depannya, saya berharap upaya yang dilakukan ini bisa mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat Jakarta. Maka itu, saya mohon dukungan, support-nya untuk memperbaiki Jakarta,” ucap Pramono. 

Mata Lokal Fest 2025 menghadirkan tiga agenda utama, yaitu penghargaan Mata Lokal Award yang menjadi ajang apresiasi bagi para entitas yang memberi dampak nyata dalam hal SDGs, sesi summit yang menghadirkan Pramono Anung dan berbagai tokoh lain sebagai pembicara, serta agenda festival yang menampilkan rangkaian acara hiburan. (*)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved