Layanan Kesehatan

RSUD Sele Be Solu Sorong Siap-siap Buka Layanan Hemodialisa alias Cuci Darah, PERNEFRI Visitasi Awal

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sele Be Solu, Kota Sorong, Papua Barat Daya bersiap membuka layanan hemodialisa.

Penulis: Taufik Nuhuyanan | Editor: Jariyanto
ISTIMEWA
LAYANAN RSUD SELE BE SOLU - Jajaran RSUD Sele Be Solu menerima kunjungan visitasi awal dari Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) pada Sabtu (31/5/2025). Kunjungan ini merupakan langkah penting dalam proses pengajuan izin operasional layanan hemodialisa yang harus dipenuhi oleh fasilitas kesehatan tingkat lanjutan sebelum resmi beroperasi. 

TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sele Be Solu, Kota Sorong, Papua Barat Daya bersiap membuka layanan hemodialisa atau sering disebut cuci darah.

Ini sebagai upaya memperluas akses layanan kesehatan masyarakat, khususnya bagi pasien gagal ginjal.

Sebagai bagian dari tahapan perizinan operasional, manajemen RSUD Sele Be Solu menerima kunjungan dari Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) pada Sabtu (31/5/2025).

Baca juga: RSUD Raja Ampat Naik Kelas C, Menkes Letakkan Batu Pertama: Pemerataan Akses Layanan Kesehatan

Visitasi dipimpin oleh dr. Narsum Machmud, Sp.PD., KGH selaku Koordinator Wilayah PERNEFRI Sulawesi dan Papua.

Direktur RSUD Sele Be Solu drg. Susi P. Djitmau, MPH  mengatakan, visitasi merupakan langkah penting dalam proses pengajuan izin operasional layanan hemodialisa yang harus dipenuhi oleh fasilitas kesehatan tingkat lanjutan sebelum resmi beroperasi.

Baca juga: Optimalisasi Layanan RSUD se-Papua Barat Daya, Dokter Umum dan Spesialis Masih Terbatas

Kebutuhan akan layanan hemodialisa di wilayah Sorong sangat mendesak, mengingat jumlah penderita gagal ginjal yang mencapai 400–500 orang namun belum tertangani secara optimal.

"Saat ini banyak pasien gagal ginjal yang belum tertangani maksimal karena keterbatasan sumber daya manusia dan sarana prasarana. Kehadiran layanan hemodialisa menjadi sangat penting," ujar Susi.

Menurutnya, sejak awal 2025, RSUD Sele Be Solu telah menunjukkan progres signifikan dalam persiapan layanan, termasuk pengiriman satu dokter umum yang telah menyelesaikan pelatihan dialisis, serta satu perawat yang dijadwalkan kembali usai pelatihan pada awal Juni.

Dalam dua tahun ke depan diharapkan menjadi supervisor tetap layanan hemodialisa di Papua Barat Daya.

Baca juga: Sorong Butuh Rumah Sakit Jiwa, HMI MPO Sorong Dorong Pemerintah Bertindak

Dari sisi infrastruktur, kata Susi, Pemerintah Kota Sorong telah mengalokasikan anggaran untuk menyelesaikan tahap akhir pembangunan gedung layanan hemodialisa tahun ini. 

Meski rencana ini sudah dirancang sejak 2017–2018, realisasinya sempat tertunda akibat pandemi dan kendala lainnya.

“Sekarang kami makin dekat dengan realisasi. Target kami jelas mengurangi rujukan keluar daerah dan menyediakan layanan kesehatan bermutu bagi masyarakat,” kata Susi.

Baca juga: RSUD Dr JP Wanane Sorong jadi Rumah Sakit Rujukan Penyakit Jantung Wilayah Papua

Sementara itu, dr. Narsum Machmud menyebut pentingnya percepatan pembangunan dan pemenuhan dokumen administrasi ke dalam sistem Kementerian Kesehatan agar izin operasional bisa segera diterbitkan.

"Sebagai bentuk dukungan, PERNEFRI akan menugaskan satu konsultan ginjal dan hipertensi untuk menjadi supervisor sementara hingga dokter internal rumah sakit menyelesaikan pendidikannya," ucapnya. (tribunsorong.com/taufik nuhuyanan)

Sumber: TribunSorong
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved