Lingkungan Hidup

Mikroplastik Mengancam, DLHKP dan IPPNU Papua Barat Daya Gelar Talk Show Lingkungan

Plastik menjadi ancaman besar, bukan hanya di Indonesia, tapi di seluruh dunia, sehingga perlu kolaborasi dalam mengubah pola pikir masyarakat.

Penulis: Aldy Tamnge | Editor: Jariyanto
TRIBUNSORONG.COM/ALDY TAMNGE
BAHAYA PLASTIK - Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kehutanan, dan Pertanahan (DLHKP) Provinsi Papua Barat Daya Julian Kelly Kambu mengatakan, mikroplastik menjadi ancaman secara global. Hal itu disampaikan dalam Talk Show Lingkungan bertema "Mikroplastik, Ancaman Tersembunyi di Perairan Kita" di Aimas, Kabupaten Sorong, Senin (16/6/2025). 

TRIBUNSORONG.COM, AIMAS - Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kehutanan, dan Pertanahan (DLHKP) Provinsi Papua Barat Daya Julian Kelly Kambu mengatakan, mikroplastik menjadi fenomena global yang mengkhawatirkan.

Sampah plastik menjadi ancaman besar, bukan hanya di Indonesia, tapi di seluruh dunia, sehingga perlu kolaborasi dalam mengubah pola pikir masyarakat dalam penanganannya. 

"Penggunaan kantong plastik sekali pakai misalnya, berkontribusi besar terhadap pencemaran laut," ujar Julian dalam Talk Show Lingkungan bertema "Mikroplastik, Ancaman Tersembunyi di Perairan Kita" di Aimas, Kabupaten Sorong, Senin (16/6/2025).

Baca juga: Pemuda Maybrat Bersihkan Danau Uter, Bukti Cinta Lingkungan dari Generasi Muda

Acara yang digelar DLHKP bersama Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Papua Barat Daya merupakan rangaian peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025 yang diperingati setiap 5 Juni. 

Julian Kelly Kambu menjelaskan, mikroplastik dari limbah plastik masuk ke perairan kemudian dikonsumsi oleh ikan yang selanjutnya ikan dikonsumsi manusia.

Baca juga: Gubernur Papua Barat Daya Bicara Realita Warga Tambang Raja Ampat Pasca-IUP Dicabut

Ikan yang terkontaminasi tersebut akan mengancam kesehatan masyarakat. 

"Kita bicara soal generasi emas, tapi bagaimana bisa sehat kalau makanan dari laut sudah tercemar," kata Julian.

Menurutnya, isu lingkungan saat ini seksi dan sensitif, sehingga perlu kolaborasi lintas sektor, termasuk organisasi pemuda dan pelajar seperti IPPNU.

Ia bilang, hal ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam membangun Papua Barat Daya sebagai provinsi yang berkelanjutan. 

Julian menegaskan, ekonomi, ekologi, dan sosial harus berjalan seimbang, jangan sampai pertumbuhan ekonomi justru merusak lingkungan, karena dampaknya akan kembali kepada manusia.

Baca juga: Aspek Penting Dokumen-dokumen tentang Lingkungan Hidup untuk Papua Barat Daya 30 Tahun ke Depan

DLHKP telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) bersama sejumlah pihak sejak 2023 dalam upaya memperkuat kolaborasi pengelolaan lingkungan hidup.

"Sebagai contoh, kami sudah melakukan aksi di Pasar Jembatan Puri. Hari ini, kami membangun sinergi dengan adik-adik IPPNU untuk meningkatkan kesadaran tentang sampah dan dampaknya terhadap lingkungan," ucap Julian Kelly Kambu. (tribunsorong.com/aldy tamnge)

Sumber: TribunSorong
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved