Pemalangan di Tambrauw

Pemalangan soal DOB di Kebar Timur Lebih dari Sepekan, Aliansi Tambrauw Bersatu Ancam Buka Paksa

Kepala Distrik Kebar Timur Nixon Rumander mengaku kecewa kepada pemerintah daerah yang tidak segera menyelesaikan persoalan. 

|
Penulis: Angela Cindy | Editor: Jariyanto
TRIBUNSORONG.COM/ANGELA CINDY
SIKAPI PEMALANGAN - Perwakilan Aliansi Tamrauw Bersatu menyampaikan pernyataan sikap di Kota Sorong, Papua Barat Daya, Minggu (29/62025) malam. Mereka mengancam membuka paksa palang di Distrik Kebar Timur yang sudah berlangsung sepekan lebih. 

TRIBUNSORONG.COM, FEF - Sejumlah kepala distrik di wilayah Kabupaten Tambrauw, Papua Barat Daya bereaksi atas pemalangan yang terjadi di Distrik Kebar Timur.

Pemalangan oleh kelompok yang pro Daerah Otonomi Baru (DOB) Manokwari Barat sudah berlangsung sepekan lebih.

Aksi ini membuat akses Jalan Tambrauw-Trans Papua Barat (Manokwari) maupun sebaliknya lumpuh.

Baca juga: Honor Belum Cair, Aparat Kampung Sorong Selatan Palang Kantor BPKAD, Wabup Yohan Turun Tangan

Kepala Distrik Kebar Timur Nixon Rumander mengaku kecewa kepada pemerintah daerah yang tidak segera menyelesaikan persoalan. 

“Pemalangan terjadi di wilayah kami, wilayah resmi Kabupaten Tamrauw yang memiliki dasar hukum. Maka dari itu, hari Selasa (1/7/2025) kami akan buka palang,” katanya kepada TribunSorong.com di Kota Sorong, Minggu (29/62025) malam.

Nixon menambahkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, tapi belum ada tindakan nyata. 

Baca juga: Tancapkan Paku Pertama Atap Gedung Serbaguna Klasis Kebar, Ini Pesan Wakil Bupati Tambrauw

Apabila dibiarkan berlarut-larut maka akan memicu konflik di lapangan.

“Kalau nanti terjadi apa-apa bukan tanggung jawab kami. Kami hanya menegakkan wibawa wilayah kami sendiri,” ucap Nixon.

Hal senada disampaikan Kepala Distrik Kebar Selatan Yoel Akemi.

Menurutnya, masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Tamrauw Bersatu siap bergerak membuka palang secara mandiri.

“Kami sudah bertemu kapolres, dandim, dan perwira penghubung, tapi sampai hari ini, palang masih berdiri di Kampung Karawi,” ujar Akemi.

“Kami tidak bicara soal Kolam Buaya atau wilayah perbatasan (Manokwari), tapi kalau di tanah kami sendiri dipalang, kami akan turun.”

Baca juga: Program Makan Bergizi Gratis di Tambrauw Segera Diuji Coba, Bahan Pangan Lokal Masuk Daftar Menu

Akemi mewanti-wanti pemerintah daerah dan juga pihak keamanan agar segera turun tangan.

Selama ini masyarakat sudah cukup bersabar serta berupaya berkomunikasi dengan Wupati, Wakil Bupati, dan DPRD Tambrauw, tetapi belum ada hasil.

“Jangan sampai ada korban dulu baru turun tangan,” ucap Akemi. (tribunsorong.com/angela cindy)

Sumber: TribunSorong
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved