Stunting Kabupaten Sorong
Bukan Cuma Anak, Inilah Sasaran Penurunan Stunting di Dinas DP3AP2KB Kabupaten Sorong
Program percepatan penurunan stunting di Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya menyasar keluarga berisiko stunting.
Penulis: Aldy Tamnge | Editor: Jariyanto
TRIBUNSORONG.COM, AIMAS - Program percepatan penurunan stunting di Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya menyasar keluarga berisiko stunting.
Kepala Bidang Pengendalian Penduduk, Penyuluhan, dan Penggerakan, Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3AP2KB) Kabupaten Sorong Jenny Pendek menjelaskan, sasaran mencakup calon pengantin remaja, ibu hamil, ibu menyusui, serta bayi dan balita.
Baca juga: Peran Sarjana Penggerak Penting dalam Menekan Stunting di Papua Barat Daya
Keberhasilan penurunan stunting tidak cukup hanya mengandalkan intervensi gizi, tetapi keluarga sasaran perlu mendapat layanan yang komprehensif.
Layanan mencakup pemenuhan gizi seimbang, akses layanan kesehatan ibu dan anak, fasilitas sanitasi (air bersih dan jamban/MCK), hingga dukungan rumah layak huni.
"Pendampingan itu harus lengkap. Jangan hanya gizi, tapi semua aspek tumbuh kembang anak harus dijaga," ujar Jenny kepada TribunSorong.com, Jumat (18/7/2025) akhir pekan lalu.
Baca juga: Data Valid Terintegrasi jadi Kunci Intervensi Stunting, DP2KBP3A Kabupaten Sorong Perkuat Manajemen
Ia menegaskan, butuh konvergensi lintas sektor guna memastikan seluruh kebutuhan keluarga berisiko terpenuhi.
Penanganan stunting, bukan hanya urusan perangkat daerah teknis, tetapi juga memerlukan dukungan unit administratif.
Di antaranya Kementerian Agama (Kemenag), khususnya dalam pembinaan calon pengantin, BUMN melalui program tanggung jawab sosial perusahaan atau (CSR), pihak swasta, serta mitra pembangunan lainnya.
"Semua harus turun tangan. Kalau bersama, penurunan stunting akan lebih cepat Kalau bersama, penurunan stunting akan lebih cepat," kata Jenny.
Data stunting
Lebih lanjut Jenny mengatakan, berdasarkan data e-PPGBM, angka stunting Kabupaten Sorong di angka 17 persen.
Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) masih mencatat prevalensi 25,1 persen, namun angka ini telah menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di 27,3 persen.
"Ada penurunan sekitar 2,2 poin persentase. Ini kemajuan, tapi belum boleh puas, harus kerja lebih keras lagi," ucap Jenny.
Baca juga: Input Data Stunting di Sorong Kini Wajib Melalui Web Stunting, Admin Harus Paham Alur
Ia berharap tren penurunan tersebut dapat dipertahankan bahkan dipercepat melalui kerja bersama seluruh pemangku kepentingan.
Target idealnya, lanjut Jenny, Kabupaten Sorong bisa menuju zero stunting sehingga anak-anak tumbuh menjadi generasi sehat, cerdas, dan berkualitas. (tribunsorong.com/aldy tamnge)
Siswi SMPN 9 Kabupaten Sorong Dapat Edukasi Menstruasi Program Rumanona |
![]() |
---|
Pembekalan Pemuda Pelopor Kabupaten Sorong, Wabup Sutejo: Generasi Muda Agen Perubahan Pembangunan |
![]() |
---|
Kominfo Kabupaten Sorong Berbenah, Perkuat Peran Staf Sebagai Penyampai Informasi |
![]() |
---|
Kabupaten Sorong Gelar Aksi Konvergensi Stunting, Prevalensi Turun jadi 25,1 Persen |
![]() |
---|
Dana Desa untuk Kabupaten Sorong Selatan Capai Rp97 Miliar, Berikut Rincian 120 Kampung Penerima |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.