Kemenag Papua Barat

Tantangan Pendidikan Daerah 3T Papua Barat Daya, Kemenag Siapkan Insentif Guru-guru Berdedikasi

Banyak guru belum menerima TPG akibat kendala administratif, seperti tidak lengkapnya dokumen atau kurangnya pendampingan.

Penulis: Ismail Saleh | Editor: Jariyanto
TRIBUNSORONG.COM
ATENSI GURU DAERAH 3T - Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag Papua Barat Luksen Jems Mayor dalam Podcast The Leaders di Studio TribunSorong.com, Jalan Pramuka, Remu, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Kamis (24/7/2025). Ia mengatakan, Kemenag menyiapkan skema insentif untuk guru-guru di daerah 3T (daerah tertinggal, terdepan, dan terluar) sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi pengabdian. 

TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Papua Barat Luksen Jems Mayor mengatakan, penyelenggaraan pendidikan keagamaan dihadapkan pada berbagai tantangan.

Di antaranya pengembangan sumber daya manusia (SDM) guru yang adaptif terhadap era digital.

Baca juga: Kemenag Perluas Akses Pendidikan di Papua Barat Daya, Tak Hanya Madrasah

Demikian juga keterbatasan jaringan internet dan infrastruktur di wilayah-wilayah terpencil menjadi hambatan signifikan.

“Fasilitas belajar mengajar masih belum merata. Di daerah-daerah seperti Sorong Selatan atau Misool Raja Ampat, akses internet lemah, bahkan bangunan sekolah masih darurat,” kata Jems dalam Podcast The Leaders di Studio TribunSorong.com, Jalan Pramuka, Remu, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Kamis (24/7/2025).

Ia menambahkan, pemenuhan standar Tunjangan Profesi Guru (TPG) juga menjadi perhatian.

Banyak guru belum menerima TPG akibat kendala administratif, seperti tidak lengkapnya dokumen atau kurangnya pendampingan dalam proses verifikasi data.

Guna mengatasi berbagai hambatan tersebut, Kemenag merancang kebijakan insentif khusus bagi guru yang mengajar di wilayah-wilayah sulit atu 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).

Baca juga: 17.000 Siswa Baru di Kota Sorong Pasti Dapat Seragam Gratis, Termasuk Sekolah Swasta

Insentif diharapkan menjadi bentuk penghargaan atas dedikasi para guru yang mengabdi di garis terdepan pendidikan.

“Mereka yang mengajar di daerah terpencil adalah pahlawan. Kami ingin hadirkan bentuk apresiasi, satu di antaranya lewat skema insentif tambahan,” ucap Jems.

Menurutnya, guru-guru dari luar yang ditempatkan di Papua Barat Daya, tidak hanya membawa ilmu, tetapi juga warna baru dalam proses belajar mengajar.

Ia menegaskan, Kemenag berkomitmen menjadikan pendidikan keagamaan sebagai ruang tumbuh yang adil dan inklusif bagi seluruh anak-anak Papua Barat Daya, tanpa terkecuali baik di kota maupun pelosok.

Baca juga: Kominfo Papua Barat Daya Petakan Wilayah Prioritas Internet, Sekolah Jadi Fokus

Jems pun menekankan pentingnya sinergi antara Kemenag dan pemerintah daerah.

“Anak-anak yang kami didik adalah anak-anak daerah, sehingga kami butuh dukungan kepala daerah, baik dari sisi fasilitas maupun kebijakan yang mendukung pendidikan,” ucapnya. (tribunsorong.com/ismail saleh)

Sumber: TribunSorong
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved