Literasi di Tanah Papua
Literasi Tergerus Medsos, Perpusnas Luncurkan Buku Digital dan Pojok Baca
Rendahnya literasi bukan semata disebabkan kurangnya minat baca, tetapi keterbatasan akses terhadap bahan bacaan.
Penulis: Aldy Tamnge | Editor: Jariyanto
TRIBUNSORONG.COM, AIMAS - Rendahnya literasi bukan semata disebabkan kurangnya minat baca, tetapi keterbatasan akses terhadap bahan bacaan.
Demikian disampaikan Ketua Pokja Kegemaran Membaca dan Literasi, Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Hartoyo Darmawan.
"Kondisi geografis Indonesia sangat beragam membuat akses masyarakat terhadap buku bacaan menjadi sulit,” ujarnya kepada TribunSorong.com usai menghadiri pengukuhan Bunda Literasi Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya di Aimas, Kamis (31/7/2025).
Baca juga: Pelestarian Bahasa Moi, Bunda Literasi Sorong Usul Program Edukatif dan Pelatihan
Hartoyo menjelaskan, tingkat kegemaran membaca masyarakat Indonesia secara nasional berada pada kategori sedang.
Gempuran media sosial menjadi tantangan utama dalam meningkatkan literasi.
Baca juga: “Sorong Membaca” Sasar Anak TK di Aimas, Pupuk Semangat Literasi Sejak Dini
Anak-anak sekarang lebih mahir menggunakan media sosial dibanding membaca.
"Literasi bukan sekadar bisa baca tulis. Kalau hanya itu, pendidikan dasar sudah menyelesaikannya," ucap Hartoyo.
Literasi sejati, lanjutnya, ketika seseorang bisa memahami dan mengerti apa yang dibaca, sehingga tidak mudah termakan informasi menyesatkan atau bias.
Hampir 100 persen masyarakat Indonesia bebas buta aksara, tetapi tantangan berikutnya membaca menjadi bagian keseharian masyarakat.
Baca juga: Pengelolaan Perpustakaan di Timur Indonesia 75 Persen, Berikut Indikator Capaiannya
Gerakan literasi memerlukan keterlibatan banyak pihak, pemerintah daerah, BUMN, komunitas, hingga pegiat literasi di akar rumput.
"Perpustakaan Nasional tidak bisa bekerja sendiri," kata Hartoyo.
Baca juga: Buku Anak tentang Papua Diluncurkan di Sorong, Gaungkan Literasi Lewat Budaya Lokal
Perpusnas, tambahnya, meluncurkan buku digital yang dapat diakses melalui ponsel pintar sebagai adaptasi era teknologi.
Selain itu memperbanyak pojok baca di berbagai fasilitas publik bekerja sama dengan dinas perpustakaan daerah.
"Literasi adalah proses panjang yang tidak hanya berhenti pada kemampuan membaca, tetapi kemampuan memahami, menyerap, dan mengkritisi informasi," beber Hartoyo. (tribunsorong.com/aldy tamnge)
Buku Anak Bergambar Warna-Warni Papua Diharapkan Tingkatkan Minat Baca Anak Sorong |
![]() |
---|
Kejahatan Dunia Maya Makin Masif, PMII Dorong Literasi Digital hingga Pelosok Papua Barat Daya |
![]() |
---|
Sejarah Hari Buku Nasional, Lengkap Kumpulan Ucapan dan Twibbon yang Bisa Dibagi di Medsos |
![]() |
---|
Ada Lapak Baca di Sorong Modern City, Dorong Literasi Generasi Muda |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.