Stunting Sorong Selatan
4 Distrik di Sorong Selatan jadi Kantong Stunting, Ini Strategi Pemkab dalam Aksi Konvergensi
Angka prevalensi stunting di Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat Daya cenderung turun setiap tahun.
TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Angka prevalensi stunting di Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat Daya cenderung turun setiap tahun.
Asisten II Sekretariat Daerah (Setda) Sorong Selatan Yohan Hendrik Kokorule mengatakan, data stunting 2024 sebesar 11 persen jauh dibanding 2023 di angka 21,4 persen.
Baca juga: Masyarakat Imekko Sampaikan Aspirasi Percepat Realisasi DOB ke DPRK Sorong Selatan
Terdapat empat distrik jadi kantong stunting di Sorong Selatan, yaitu Kokoda Utara sebanyak 99 orang, Kokoda (75), Metemani (69), dan 34 orang di Kais.
Pemerintah daerah menyiapkan strategi-strategi dalam langkah aksi konvergensi stunting.
"Kami menyiapkan anggaran Rp9 miliar guna menangani persoalan stunting. Dana dialokasikan buat insensif petugas medis hingga program-program kerja di lapangan," kata Yohan kepada TribunSorong.com di Kota Sorong, Sabtu (23/8/2025).
Baca juga: Janji Iman Pemkab Sorong Selatan, Hibah Keagamaan Rp1 Miliar Badan Pekerja Sinode GKI Tanah Papua
Ia menambahkan, pemda juga akan menyiagakan fasilitas berupa kapal guna memudahkan transportasi petugas dan warga di daerah terisolir.
Melalui upaya-upaya dari pemda itu diharapkan angka stunting pada 2025 ini akan turun lagi.
"Strategi ini lebih banyak mendorong medis dan kepala kampung berkolaborasi di lapangan. Harapannya Sorong Selatan bisa segera eliminasi dan bebas dari kasus stunting," ucap Yohan.
Juara I kinerja konvergensi stunting
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sorong Selatan meraih juara pertama dalam penilaian kinerja konvergensi stunting di Provinsi Papua Barat Daya.
Kabupaten Sorong Selatan mendapatkan nilai 113 dari delapan indikator penilaian.
Kota Sorong menempati posisi kedua dengan nilai 112, sedangkan Kabupaten Sorong berada di posisi ketiga dengan nilai 99.
Baca juga: Sinergi Kuat! Pramuka Sorong Selatan Siap Jadi Perpanjangan Tangan Pemerintah
Kabupaten Maybrat 86 poin, Kabupaten Raja Ampat 82 poin dan Kabupaten Tambrauw 61 poin.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (Bapperida) Papua Barat Daya Rahman mengatakan, penilaian kinerja bukan sekadar mencari juara, tetapi mengukur komitmen nyata daerah dalam menurunkan angka stunting.
“Kriteria penilaian berbasis pada 132 indikator yang diinput secara transparan melalui aplikasi web sejak tahun lalu," katanya.
Baca juga: Dapur Sehat MBG Dibangun di Kompleks Kaliat Sorong Selatan, Wabup: Dukung Generasi Emas 2045
Tanpa ada penilaian formal pun, sebenarnya semua pihak sudah bisa melihat posisi masing-masing daerah.”
Menurut Rahman, penghargaan ini lebih menekankan aspek komitmen, termasuk kehadiran kepala daerah dalam forum evaluasi, penyampaian paparan, hingga bukti (evidence) program yang dijalankan.
Target nasional menempatkan Papua Barat Daya pada angka 13,5 persen di tahun 2025, itu harus dicapai dengan kerja sama semua pihak. (tribunsorong.com/safwan ashari)
Fokus Entaskan Stunting, 42 Balita di Kelurahan Malawei Kota Sorong Terima Bantuan Pangan |
![]() |
---|
Plt Sekda Kota Sorong Sebut Stunting Masih Jadi PR Besar, Prioritaskan Pencegahan Kasus |
![]() |
---|
Bukan Cuma Anak, Inilah Sasaran Penurunan Stunting di Dinas DP3AP2KB Kabupaten Sorong |
![]() |
---|
Angka Stunting di Kabupaten Sorong Turun Jadi 17 Persen, Lebih Rendah dari Rata-Rata Nasional |
![]() |
---|
Pemkab Sorong Perkuat Program Penanganan Stunting, Lintas Perangkat Daerah Turut Terlibat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.