“Mereka yang mengikuti penataran memiliki teknik yang kuat. Jika diberikan pembinaan yang tepat, atlet Papua berpotensi kembali masuk ke Pelatnas dan bersaing di level nasional hingga internasional,” katanya.
Selain itu, ia menegaskan, pentingnya disiplin dalam mengikuti standar perlengkapan dan aturan internasional.
Hal ini mencakup jumlah ikatan rambut maksimal dua, penggunaan hijab sesuai standar, serta waktu pergantian perlengkapan yang telah ditetapkan.
“Hijab harus sesuai standar, dengan telinga dan tenggorokan terlihat. Aturan ini sudah disosialisasikan sejak sebelum 2012 dan dikonsultasikan dengan Timur Tengah sebelum diterapkan secara global,” jelasnya.
Baca juga: SIMAK Isi Pidato Kemenangan Elisa Kambu Usai Ditetapkan sebagai Gubernur Papua Barat Daya
Doni berharap kejuaraan ini dapat menjadi wadah bagi lahirnya talenta-talenta baru yang mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional.
“Dengan pembinaan yang baik dari pelatih dan pengurus yang mampu melihat potensi, pasti akan lahir lagi Yolanda-Yolanda baru dari Indonesia Timur,” katanya.
Baca juga: Sah Pimpin Papua Barat Daya, Ini Besaran Gaji dan Tunjangan Elisa Kambu-Ahmad Nausaruw
Dengan penerapan standar internasional dan kedisiplinan tinggi, Kejuaraan INKAI Piala Gubernur se-Indonesia Timur diharapkan menjadi batu loncatan bagi karateka Indonesia Timur untuk meraih prestasi lebih tinggi dan membawa nama daerah ke kancah dunia. (tribunsorong.com/angela cindy)