TRIBUNSORONG.COM - Papua selalu menjadi teka-teki dalam studi genetika manusia.
Kini, penelitian terbaru yang dipublikasikan di Nature Communications membuka tabir baru asal-usul mereka menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Baca juga: TP-PKK Targetkan 6.000 Balita Kota Sorong Terima Vitamin A di Bulan Agustus 2025
Sebuah tim peneliti dari Eropa berhasil menemukan bahwa penduduk Papua (bagian Indonesia dan Papua Nugini) memiliki kedekatan genetik yang kuat dengan populasi Asia lainnya.
Mereka semua berasal dari peristiwa migrasi manusia pertama dari Afrika yang dikenal sebagai Out of Africa, yang juga menjadi akar dari seluruh populasi non-Afrika saat ini.
Baca juga: 3 Kabupaten di Papua Barat Daya Belum Jalankan Program Makan Bergizi Gratis, Wagub Ungkap Kendalanya
Namun, hal ini menimbulkan pertanyaan menarik: Mengapa penduduk Papua memiliki penampilan fisik yang sangat berbeda dari orang Asia lainnya, dan justru tampak lebih mirip dengan kelompok Sub-Sahara Afrika?
Ciri Fisik yang Menipu Menurut Dr. Mayukh Mondal, penulis utama studi ini, penampilan fisik bukanlah penentu utama hubungan genetik.
“Kemungkinan, adaptasi terhadap iklim tropis membuat penduduk Papua terlihat lebih menyerupai kelompok Sub-Sahara Afrika, meskipun secara genetik mereka jelas terkait dengan populasi Asia,” ujarnya.
Temuan ini mengingatkan bahwa evolusi dan seleksi alam dapat membentuk tampilan luar yang tidak mencerminkan silsilah genetika sebenarnya.
Apakah Ada Migrasi Lebih Awal? Selama puluhan tahun, para ilmuwan berdebat tentang kemungkinan adanya migrasi manusia yang lebih awal ke wilayah Papua Nugini, terpisah dari jalur utama Out of Africa.
Baca juga: Ciptakan Pelaku Usaha Mandiri, Pemprov Papua Barat Daya Gelar Pelatihan Mebel Bagi Pemuda di Maybrat
Hipotesis ini dikenal sebagai First Out of Africa, yang menyebutkan bahwa sekelompok manusia purba mengambil rute pesisir melalui India dan Asia Tenggara sebelum mencapai Oceania.
Fakta arkeologis mendukung kemungkinan ini: situs manusia tertua di Oceania berusia antara 50.000 hingga 60.000 tahun lebih tua dari situs tertua di Eropa.
Baca juga: Aksi Manis Wali Kota Sorong dan Istri: Pakai Sarung Tangan Bareng, Lalu Berbagi Kapsul Vitamin A
Namun, studi DNA modern justru memberikan hasil berbeda. Penelitian terhadap DNA mitokondria (dari garis ibu) dan kromosom Y (dari garis ayah) tidak menunjukkan bukti kuat adanya kontribusi besar dari migrasi awal tersebut.
Meski demikian, ilmuwan tidak menutup kemungkinan ada sedikit jejak genetika dari populasi awal tersebut.
Jejak Denisovan dalam Gen Papua Hal lain yang membuat genetika Papua begitu unik adalah tingginya persentase DNA Denisovan dalam genom mereka.
Denisovan adalah kerabat purba dari Neanderthal yang sudah punah dan misterius.
Baca juga: Bupati Sorong Selatan Borong Bendera Dagangan, Pedagang Musiman di Sorong Ini Ketiban Rezeki