KPA dan Dinkes Kota Sorong Gelar Workshop PrEP Bagi Petugas Fasyankes dan Komunitas

Ringkasan Berita:

• Workshop Tata Laksana Profilaksis Pra-Pajanan (PrEP) bagi petugas fasilitas kesehatan (Fasyankes) dan komunitas masyarakat
• PrEP adalah obat dikonsumsi orang tanpa HIV, mengurangi risiko tertular HIV hingga 99 persen baik melalui hubungan seksual maupun penggunaan narkoba suntik.
• PrEP program nasional dan tidak diperjualbelikan, melainkan diberikan gratis kepada kelompok berisiko tinggi penularan HIV.
• Di Kota Sorong, ada10 puskesmas dan dua rumah sakit menyediakan layanan tes dan pengobatan HIV.

TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Workshop Tata Laksana Profilaksis Pra-Pajanan (PrEP) bagi petugas fasilitas kesehatan (Fasyankes) dan komunitas masyarakat berlangsung di BPVP Sorong, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Jumat (14/11/2025).

Kegiatan ini diselenggarakan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Sorong bekerja sama Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sorong.

Baca juga: Respons Wakil Wali Kota Sorong Usai Kejati Papua Barat Tetapkan 3 Tersangka Kasus ATK BPKAD

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Sorong Jenny Isir mengatakan, PrEP program nasional dan tidak diperjualbelikan, melainkan diberikan gratis kepada kelompok berisiko tinggi penularan HIV.

“Papua menjadi salah satu wilayah prioritas,” ujar Jenny.

Baca juga: John Lawerissa: Semua Wilayah Kota Sorong Harus Jadi Prioritas Penanganan Drainase

PrEP adalah obat dikonsumsi orang tanpa HIV, mengurangi risiko tertular HIV hingga 99 persen baik melalui hubungan seksual maupun penggunaan narkoba suntik.

PrEP tersedia dalam bentuk pil maupun suntikan.

Obat ini bekerja mencegah virus HIV berkembang biak jika masuk ke tubuh.

Meskipun efektif, PrEP tidak melindungi dari infeksi menular seksual (IMS) lain seperti sifilis, gonore, atau klamidia, serta tidak mencegah kehamilan.

“Karena itu, penggunaan kondom tetap dianjurkan sebagai perlindungan tambahan,” katanya.

Baca juga: Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Susun DED, Konsultan Ungkap Masalah Krusial Drainase Kota Sorong

PrEP direkomendasikan bagi laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL), Wanita pekerja seks (WPS), Transgender, Pengguna narkoba suntik, Pasangan Dari Orang Dengan HIV (ODHIV) masih negatif, serta individu yang memiliki pasangan seksual lebih dari satu atau berada pada hubungan berisiko tinggi.

Akses mendapat obat lewat layanan kesehatan, bukan membeli secara bebas.

Prosesnya mencakup konseling, tes HIV, pemeriksaan fungsi ginjal, tes Hepatitis B dan C, serta skrining IMS.

Baca juga: Penyusunan DED Drainase Kota Sorong Dimulai: Acuan Penanganan Persoalan Banjir dan Genangan

Hasil pemeriksaan menentukan apakah seseorang memenuhi syarat mengonsumsi PrEP.

“Ini kegiatan ini tahap kedu, tahap pertama diberikan kepada puskesmas di wilayah hotspot seperti lokalisasi, hotel, dan area tingkat mobilitas tinggi,” katanya.

Petugas dilatih meliputi dokter, apoteker, petugas program HIV, serta petugas pencatatan dan pelaporan.

“Pelatihan ini mengajarkan tata laksana pengobatan PrEP bagi mereka yang hasil tes HIV-nya negatif namun berada dalam kelompok berisiko tinggi,” kata Jenny.

Baca juga: Ruangan Bagian Hukum Setda Kota Sorong Digeledah, Penyidikan Dugaan Korupsi ATK BPKAD 2017

Di Kota Sorong, ada10 puskesmas dan dua rumah sakit menyediakan layanan tes dan pengobatan HIV.

Beberapa fasilitas kesehatan swasta memulai layanan tes HIV.

Puskesmas belum memiliki nilai registrasi dipersiapkan mulai membuka layanan pada tahun mendatang.

“Jika ada klinik menemukan kasus positif, mereka akan diarahkan ke puskesmas dan rumah sakit penyedia pengobatan,” kata Jenny.

Dinkes berharap optimalisasi layanan PrEP memperkuat upaya pencegahan dan pengendalian HIV di Kota Sorong. (tribunsorong.com/ismail saleh)