Paus Leo XIV
Paus Leo XIV Sambut 200 WNI dalam Audiensi Khusus di Istana Vatikan
Paus Leo XIV memuji WNI, baik rohaniwan rohaniwati maupun awam, yang terus merawat tradisi dan saling peduli.
"Saya mendorong kalian semua untuk menjadi nabi persekutuan di dunia yang begitu sering hendak dipecah belah dan diprovokasi," kata Paus asal Amerika Serikat ini yang lama menjadi misionaris di Peru.
Baca juga: Penyalahgunaan Teknologi AI Menyasar Paus Leo XIV, Vatikan Rilis Imbauan Resmi
Paus Leo XIV menambahkan, jalan dialog, jalan persahabatan mungkin menantang, tetapi menghasilkan buah perdamaian yang berharga.
Ia mengajak warga Indonesia yang tinggal di Roma agar menjadi umat Katolik yang setia sekaligus warga Indonesia yang bangga, berbakti kepada Injil dan membangun keharmonisan dalam masyarakat.
Paus mempercayakan warga negara Indonesia kepada Santa Perawan Maria, Bunda Gereja, dan berdoa agar senantiasa menjadi pembangun jembatan antara bangsa, budaya, dan agama.
Audiensi Khusus
Permohonan untuk audiensi bersama diajukan sejak awal tahun ini, di masa Paus Fransiskus, tetapi karena Paus Fransiskus jatuh sakit, dan kemudian berpulang,.
Permohonan pun diperbaharui lewat Secretary of State Kardinal Pietro Parolin, kemudian Paus Leo XIV mengabulkan.
Tidak semua anggota IRRIKA mendapat kesempatan ikut audiensi.
Saat ini di seluruh Italia jumlah biarawan dan biarawati Indonesia ada 1.818 orang, terdiri dari 1.549 biarawati dan 269 biarawan (berdasarkan data diri datang dan pulang per 19 September 2025).
Mereka tersebar di seluruh Italia, berdomisili dan bertugas di Regio Lazio, yakni Kota Roma dan sekitarnya.
Rinciannya 1.056 orang atau 58 persen di Regio Campania yakni Kota Napoli dan sekitarnya sejumlah 416 orang atau 23 persen, selebihnya sejumlah 346 orang atau 19 persen tersebar di berbagai kota di Italia, termasuk di Pulau Sisilia dan Sardinia.
Baca juga: Harapan Pastor Paroki Santo Arnoldus Jansen Sorong kepada Paus Leo XIV yang Pernah Injak Tanah Papua
Tujuan mereka ke Italia bermacam-macam, ada misi Ordo atau Kongregasi, tugas belajar dari Ordo atau Kongregasi yang pada umumnya di iniversitas-universitas Kepausan.
Ada juga bekerja sebagai pimpinan Ordo atau Kongregasi, bekerja di Takhta Suci, mengajar di sekolah mulai dari semacam PAUD hingga SMA, mengurusi rumah jompo dan yatim piatu, serta mengurusi dan mengelola biara.
IRRIKA dan Rehat
Pada tanggal 13 Februari 1955 para romo Indonesia yang sedang studi di Roma membentuk sebuah paguyuban, yang diberi nama IRIKA (Ikatan Romo-Romo Indonesia di Kota Abadi Roma).
Para pendirinya adalah Romo J. Melsen O.Carm, Romo Yustinus Darmojuwono Pr (dikemudian hari menjadi Uskup Agung Semarang dan Kardinal pertama di Indonesia), Romo Th. Kirdi Dipojudo O.Carm, Romo Migeraya SVD dan Romo Leo Soekoto SJ (menjadi Uskup Agung Jakarta).
Baca juga: NOSTALGIA Kunjungan Kardinal Robert Prevost, OSA yang Kini Menjadi Paus Leo XIV di Kota Sorong
Ketua pertama IRIKA adalah Romo Yustinus Darmojuwono Pr dan Sekretarisnya, Romo Th. Kirdi Dipojudo O.Carm.
Aceh Bisa, Kenapa Papua Tidak? Pemuda Katolik Minta Prabowo Intervensi Sengketa Pulau di Raja Ampat |
![]() |
---|
Seruan Pemuda Katolik Tanah Papua, Sikapi Kericuhan di Kota Sorong: Minta Aparat Kedepankan Dialog |
![]() |
---|
Rayakan Kemerdekaan RI ke-80, Umat Katolik Sorong Berdoa untuk Kemajuan Indonesia |
![]() |
---|
Umat Katolik Tujuh Kampung di Aifat Utara Maybrat Sumbang Rp650 Juta buat Peresmian Gereja |
![]() |
---|
Rm. Markus Solo Kewuta SVD Terima Anugerah PWKI di Depan Basilica St. Petrus Vatikan Roma |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.