Pendidikan Raja Ampat

Ironi Sekolah Tertua di Pulau Salawati Raja Ampat: SD YPK Ebenhezer Krisis Guru dan Fasilitas

Guru Relawan SD YPK Ebenhezer Solol Melkisedek Ap (44) mengatakan, sudah sekira 70-an tahun SD kurang guru.

Penulis: Safwan | Editor: Petrus Bolly Lamak
TRIBUNSORONG.COM/SAFWAN ASHARI
FOTO BERSAMA - Sebanyak 72 siswa di Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Kristen (SD YPK) Ebenhezer, Kampung Solol, Distrik Salawati Barat, Raja Ampat, puluhan tahun mengalami kekurangan tenaga guru, Jumat (31/10/2025). (tribunsorong.com/safwan) 

TRIBUNSORONG.COM, WAISAI - Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya masih kurang guru.

Salah satunya di Sekolah Dasar (SD) Yayasan Pendidikan Kristen (YPK) Ebenhezer.

Baca juga: Deklarasi Solol Raja Ampat, Misi Perlindungan Masyarakat Adat dan Hutan di Tanah Papua

SD ini berlokasi di Kampung Solol, Distrik Salawati Barat, Raja Ampat.

Jarak tempuh ke SD ini, tiga jam dari Waisai pusat kota Raja Ampat.

Baca juga: Pemuda Adat Raja Ampat hingga Pegaf Berbagi Pengetahuan Olah Pangan Lokal dan Pemanfaatan Hutan

Guru Relawan SD YPK Ebenhezer Solol Melkisedek Ap (44) mengatakan, sudah sekira 70-an tahun SD kurang guru.

"Benar dulu (guru PNS) ada tapi hanya dua orang, tapi mereka sudah tidak menetap di Kampun Solol," ujar Melkisedek kepada TribunSorong.com, Jumat (31/10/2025).

Dia dan adik perempuannya bertekad jadi relawan buat mengajar ke-72 siswa di SD tersebut tanpa berharap gaji.

"Kami kasihan karena sekolah ini paling tua di Pulau Salawati, dan sudah melahirkan banyak generasi muda Raja Ampat, tapi belakangan malah krisis tenaga pengajar kelas," katanya.

"Menang ada guru PNS tapi itu hanya Kepala Sekolah dan Bendahara, namun tak aktif."

Baca juga: Turis Australia Terpukau Keindahan Piaynemo Raja Ampat: Saya ke Tempat Tropis tapi Ini Menakjubkan 

Ia dan adiknya mengajar masing-masing tiga kelas setiap harinya.

“Pola ini sulit, tapi yang penting satu hari kasih pengetahuan ke anak," katanya.

Baca juga: KPK Soroti Pencabutan Izin Konsesi Tambang Nikel di Raja Ampat, Klaim Pemerintah Tak Serius

Pihak sekolah mengajukan permohonan penambahan guru, tapi belum terjawab.

“Permintaan agak terkendala, sebab sekarang katanya PNS hanya didistribusikan buat sekolah negeri,” katanya.

Ia bilang, tak hanya krisis guru, SD ini kurang fasilitas belajar seperti kursi, meja hingga perpustakaan dan buku-buku ajar.

Plafon dan kaca sekolah bolong-bolong, tak diperhatikan pemerintah.

“Kami harap persoalan ini bisa diperhatikan Pemkab Raja Ampat,” ujarnya.

Baca juga: Institut Usba Minta Pemerintah Kuatkan Tuan Rumah Raja Ampat Usai Diakui UNESCO

Pemuda Kampung Solol Yohan Geissler Dimara (21) berharap ada perhatian serius pemerintah, sebab sekolah swasta banyak melahirkan generasi muda bagi Raja Ampat dan Tanah Papua. (tribunsorong.com/safwan ashari) 

Sumber: TribunSorong
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved