Kenang Pater Anton Tromp, Pastor Keuskupan Manokwari Sorong Ungkapkan Ini
Pastor Keuskupan Manokwari Sorong ini hidup bersama hampir lima tahun lebih sedikit di kompleks Seminari Menengah Petrus van Diepen.
Penulis: Petrus Bolly Lamak | Editor: Milna Sari
TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Selamat jalan menuju Yerusalem Surgawi Pater Anton Tromp (Haarlem Belanda 20 Maret 1945-8 Mei 2023).
Mengingat sedikit kisah dan pengalaman Pastor Daniel W Gobai Pr bersama mendiang.
Pastor Keuskupan Manokwari Sorong ini hidup bersama hampir lima tahun lebih sedikit di kompleks Seminari Menengah Petrus van Diepen.
Melalui rilisnya Pastor Daniel mengaku takut pada bahaya mereduksi segala hidup dan karya Pater Anton Trom yang tersohor, terkenal luas dan luar biasa di seantero tanah Papua pada umumnya dan wilayah kepala burung pada khususnya.
Untuk itu, penulis mencoba mengingat kembali tentu dalam suasana duka yang mendalam mengingat, almarhum adalah orang yang amat sangat berjasa bagi sejarah panggilan imamat penulis
Sebab saya () bisa menjadi imam alumni Seminari Petrus Van Diepen juga karena banyak campur tangan mendiang terkasih RP. Anton Tromp OSA.
Pater Tromp dan Pengorbanannya.
Barangkali banyak orang di luar Papua, khususnya mereka yang belum pernah bertemu dengan dia, mungkin saja terbersit pertanyaan dibenak, apa saja jasa-saja dan pengorbanan Pater Anton Tromp OSA?
Kami orang di Papua dan Orang Asli Papua sendiri, khusus umat Tuhan yang tersebar luas di wilayah kepala burung Pater Tromp adalah segalanya bagi mereka.
Bukan hanya imam dan pendidik melainkan orangtua bagi banyak kalangan dari segala usia dan generasi.
Salah satu pengorbanan utama Pater Tromp OSA adalah, Ia rela untuk meninggalkan negeri Belanda dan segala gemerlap kotanya.
Bahkan, Ia rela pula meninggalkan orangtuanya, saudaranya, juga rela berpisah dengan rekan-rekannya, gurunya, sahabat serta teman-teman bermain masa kecilnya.
Ia rela dan berani berkorban. Berani untuk memulai hidup yang sama sekali baru baginya.
Dia mau pergi ke negeri lain. Negeri yang kemudian, Ia jadikan tanah air kedua, selama setengah abad lebih hidup sebagai imam di Papua hingga saudari maut menjemputnya kembali kepada Allah yang mengutus-Nya.
Negeri baru tersebut adalah tanah misi Indonesia dengan fokus pelayanan di tanah Papua.
Ia dikirim sebagai misionaris Augustinian (OSA). Ia menjadi misionaris berarti ia sungguh dikhususkan oleh Allah untuk mewartakan kebaikan Allah bagi sesama saudaranya di tanah misi tanah Papua.
Kebaikan demi kebaikan dengan setia ia tabur dari tahun ke tahun.
Hal-hal tersebut tentu masih terus diingat oleh semua orang dari segala suku bangsa yang mengenalnya, karena itu Pater Tromp bagi mereka adalah “segalanya”.
Pater Tromp adalah seorang Pastor bonus, seorang gembala yang baik.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.