Festival Egek Sorong

Mengenal Egek, Budaya Masyarakat Moi yang Dijadikan Festival di Kampung Malaumkarta Sorong

Secara pemaknaan dan pemanfaatan, egek dan sasi memiliki kesamaan, yaitu berupa aturan pelarangan mengambil sesuatu dari alam.

Penulis: Misael Membilong | Editor: Jariyanto
DOK. PANITIA FESTIVAL EGEK I
Warga bahu membahu memasang baliho di sepanjang jalan masuk Festival Egek I, Kampung Malaumkarta, Distrik Makbon, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, Minggu (4/6/2023). 

TRIBUNSORONG.COM, AIMAS - Festival Egek I di Kampung Malaumkarta, Distrik Makbon, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya dibuka hari ini, Senin (5/6/2023).

Ini merupakan event  budaya yang menampilkan kebiasaan hidup masyarakat Malamoi atau masyarakat asli Sorong.

Baca juga: Dukung Festival Egek di Malaumkarta, Pj Bupati Sorong Dorong Pengembangan Destinasi Jangka Panjang

Perhelatan budaya tersebut berlangsung hingga 8 Juni 2023 mendatang.

Berbicara tentang egek, tentu belum banyak yang mengetahuinya, khususnya bagi warga di luar Sorong maupun Papua Barat Daya pada umumnya.

Informasi yang dihimpun TribunSorong.com, egek merupakan konservasi tradisional dalam mengelola sumber daya alam baik di hutan atau di laut oleh masyarakat Suku Moi di Kampung Malaumkarta, Distrik Makbon.

Baca juga: Festival Egek Sorong Suguhkan Wisata Malam, Tori Kalami: Bisa Ikut Lepas Tukik

Secara pemaknaan dan pemanfaatan, egek dan sasi memiliki kesamaan, yaitu berupa aturan pelarangan mengambil sesuatu dari alam dalam kurun waktu tertentu.

Egek laut di Kampung Malaumkarta mengatur soal pelarangan mengambil komoditas laut yaitu lobster, udang, teripang, dan lola, serta larangan penggunaan alat tangkap seperti jaring, bom, dan bius.

Hasil ataupun nilai ekonomi dari egek dapat menunjang kebutuhan ekonomi dan juga dimanfaatkan untuk kebutuhan bersama masyarakat.

Masyarakat di Kampung Malaumkarta hingga kini masih mempertahankan tradisi yang diwariskan leluhur mereka dalam menjaga alam. 

Kearifal lokal egek ini jika ada yang melanggar akan dikenai sanksi adat. 

Baca juga: Festival Egek Malaumkarta, Cara Masyarakat Adat Sorong Pertahankan Budaya dan Lingkungan

Praktik egek ini selain didukung lembaga keagamaan berupa gereja, juga telah mendapat pengakuan dari pemerintah daerah setempat.

Aturan tersebut tertuang dalam Peraturan Bupati Sorong Nomor 7 tahun 2017 tentang Hukum Adat dan Kearifan Lokal Dalam Pengelolaan dan Perlindungan Sumber Daya Laut.

Secara ekologi, sangat jelas praktik egek mampu menjaga ketersediaan sumber daya alam berkelanjutan. 

Stok ikan aman dan ekosistem laut terlindungi. 

Baca juga: Nikmati Papeda, Puteri Indonesia Veronica Angelina Ajak Jaga Budaya dan Kearifan Lokal Tambrauw 

Sementara secara sosial budaya, konservasi tradisional ini mampu menjaga nilai budaya yang harmonis dengan alam.

Bagi yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai egek, datang saja ke Festival Egak I yang menampilkan berbagai macam kearifan lokal juga lomba-lomba yang mengedepankan budaya dan adat istiadat. (tribunsorong.com/misael membilong)

Sumber: TribunSorong
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved