Inovasi Baru Penanganan HIV/AIDS Kota Sorong, Bisa Cek Status Melalui Skrining Mandiri
ILO bersama Yayasan Kusuma Buana Tebet dan KSOP kelas 1 Sorong menyelenggarakan Pelatihan Peer to Leader untuk program Skrining HIV Mandiri
Penulis: Arfan Sulaiman | Editor: Intan
TRIBUNSORONG.COM - Peningkatan penderita HIV/AIDS di Indonesia setiap tahun meningkat, terutama pada kelompok usia produktif (15 - 49 tahun ).
Di sisi lain ada juga stigma dan diskriminasi terhadap ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) sehingga banyak ODHA belum mau membuka status kepada pasangan keluarga dan masyarakat.
ILO (International Labour Organization) bekerja sama dengan Yayasan Kusuma Buana Tebet dan KSOP kelas 1 Sorong menyelenggarakan Pelatihan Peer to Leader untuk program Skrining HIV Mandiri di Kantor KSOP Kelas 1 Sorong, Kamis (24/8/2023).
Pelatihan ini diselenggarakan selama 2 hari dari tanggal 24 - 25 Agustus 2023 di tempat yang sama.
Baca juga: Hubungan Sesama Jenis Antar Lelaki Dongkrak Kasus HIV di Kota Sorong

Pada pemaparan materi pertama tentang gambaran program dan situasi HIV/AIDS, IMS Kota Sorong tahun 2004 - Juli 2023.
Jenny Isir dari Dinas Kesehatan Kota Sorong menyampaikan beberapa strategi penanggulangan HIV/AIDS.
"Ada beberapa strategi penanggulangan HIV/AIDS dan harus melalui beberapa tahap. Yang pertama pencegahan, kedua surveilans, ketiga penanganan kasus. Dan penting juga untuk kita mempromosikan kesehatan" ucap Jenny saat menyampaikan materi pada para peserta.
Pada tahapan pencegahan merupakan penerapan perilaku aman yang meliputi edukasi dan konseling, penatalaksanaan IMS, sirkumsisi, pemberian kekebalan HPV, dan melaksanakan uji saring.
Sedangkan pada tahapan surveilans meliputi pengamatan resistensi obat ARV dan Go, pengamatan epimidiologi HIV/AIDS dan pencapaian indikator.
Dan terakhir pada tahapan penanganan kasus meliputi pengobatan pasien IMS sesuai standar, penyediaan akses pemeriksaan viral load HIV, penanganan ODHIV sesuai standar.
Hal itu dipertegas oleh Program Direktur Yayasan Kusuma Buana Tebet ibu Rediscoveri Nitta bahwa ini merupakan program lanjutan dari informasi dasar HIV/AIDS dan menjadi inovasi baru tentang screening HIV mandiri yang bertujuan untuk mengetahui status HIV seseorang secara dini.
Baca juga: 600 Orang dengan HIV di Sorong Dapat Pendampingan dari YPKDS
"Skrining HIV/AIDS merupakan sebuah program inovasi dalam pencapaian penemuan kasus HIV untuk mengetahui mana yang terkena HIV/AIDS, maka orang tersebut akan mendapat pemeriksaan melalui pemeriksaan darah dan saat ini ada inovasi baru yaitu screening HIV mandiri. Dengan melakukan skrining HIV mandiri, orang tersebut dapat mengambil sampel sendiri dan juga menerima hasilnya langsung dan tidak perlu mengirim sampel apa pun ke laboratorium, orang tersebut bisa membaca sendiri hasil tesnya.
Harapannya dari pelatihan ini dapat mensosialisasikan dan menyebarkan alat screening HIV mandiri sehingga dapat mengetahui yang terpapar HIV/AIDS serta hanya yang reaktif saja yang dirujuk ke puskesmas.
"Harapannya masyarakat dapat mau menscreening HIV/AIDS supaya mereka mengetahui mereka terpapar HIV/AIDS atau tidak sehingga kita dapat menemukan capaian kasus di Indonesia" ujar pemimpin Program Direktur Program Direktur Yayasan Kusuma Buana Tebet ibu Rediscoveri Nitta.
(Tribunsorong.com / Arfan Sulaiman)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.