BBM di Papua Barat Daya

Penyuplai BBM Industri di Sorong Pasok Stok dari Bitung: Pelanggan Perusahaan hingga Kapal Pinisi

Kepala Cabang PT. Masinton Abadi Sentosa Tongam Sinaga menilai, harga BBM dari depot Pertamina Sorong dinilai masih tinggi.

Penulis: Angela Cindy | Editor: Jariyanto
TRIBUNSORONG.COM/ANGELA CINDY
BBM INDUSTRI - Penyuplai bakar minyak (BBM) untuk industri di wilayah Sorong memilih memasok kebutuhan dari luar daerah. Kepala Cabang PT. Masinton Abadi Sentosa Tongam Sinaga menilai, harga BBM dari depot Pertamina Sorong dinilai masih tinggi, sehingga perusahaan harus mencari alternatif pasokan lain agar tetap bisa melayani pelanggan. 

TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Penyuplai bakar minyak (BBM) untuk industri di wilayah Sorong memilih memasok kebutuhan dari luar daerah, satu di antaranya PT. Masinton Abadi Sentosa (MAS).

Kepala Cabang PT. MAS Tongam Sinaga menilai, harga BBM dari depot Pertamina Sorong dinilai masih tinggi, sehingga perusahaan harus mencari alternatif pasokan lain agar tetap bisa melayani pelanggan.

"Kami ambil dari AKR Bitung (Sulawesi Utara) supaya tetap bisa bersaing," ujarnya kepada TribunSorong.com, Kamis (13/11/2025).

Baca juga: Polisi Gagalkan Penyelundupan 26 Jeriken BBM dan Motor Curian ke PNG di Perairan Jayapura

Tongam menjelaskan, sejak beroperasi di Sorong pada 2015, pihaknya melayani berbagai pelanggan di sektor industri dan pelayaran. 

Permintaan tertinggi datang dari satuan kapal patroli di Sorong, kontraktor perkebunan kelapa sawit di Seget, serta kapal wisata pinisi yang melayani rute wisata di perairan Papua Barat Daya.

"Kalau kapal wisata bagus, mereka bayar setelah pengisian, sehingga perputaran uangnya lancar," kata Tongam.

Baca juga: BBM Vital buat Melaut, Nelayan Tanjungkasuari Kota Sorong Minta Ada Pangkalan Khusus

Ia mengakui, bisnis BBM industri cukup berisiko karena maraknya perantara atau broker nakal yang kerap menipu. 

Beberapa kali perusahaan mengalami kerugian akibat pembayaran dialihkan ke pihak lain.

"Kami kirim barang, tapi pembayaran malah masuk ke rekening orang lain. Setelah itu, orangnya hilang," ucap Tongam. 

Guna menghindari kasus terulang, perusahaan menerapkan tiga sistem pembayaran.

Antara lain cash before delivery, cash on delivery, dan tempo maksimal tiga bulan, tergantung tingkat kepercayaan pelanggan.

Harga BBM industri di Sorong berada di kisaran Rp16.000 hingga Rp16.500 per liter termasuk  Pajar Penambahan Nilai (PPN) dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB).

Baca juga: RDP PT. Pertamina Marine Engineer Dockyard di DPR Kota Sorong: Bahas Hak Ulayat dan Nasib Pekerja

Angka ini lebih tinggi dibanding wilayah barat, seperti Jakarta BBM Biosolar Industri B40 berkisar Rp13.000 hingga Rp14.000 per liter.

"Harga industri berubah setiap dua minggu, mengikuti fluktuasi minyak dunia. Kami juga tidak tahu pasti dasar perhitungan kenaikan atau penurunan dari Pertamina," kata Tongam.

Baca juga: Eksplorasi Migas Bitangur-001 di Klamono Sorong Dimulai, Pertamina Janji Libatkan OAP

Menurutnya, kondisi pasar BBM industri di Sorong masih didominasi Pertamina sebagai pemasok utama, sementara perusahaan swasta seperti PT Masinton Abadi Sentosa mengambil peran melayani kebutuhan pelanggan skala menengah dan kecil.

"Sampai sekarang masih stabil karena pelanggan di Sorong cukup loyal," katanya. (tribunsorong.com/angela cindy)

Sumber: TribunSorong
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved