Bocah Tanpa Anus di Raja Ampat
Pemkab Raja Ampat Klarifikasi Soal Pemberitaan Balita 3 Tahun Hidup Tanpa Anus
Ia juga menyebutkan bahwa sebelumnya, anak OM sempat dilayani di Puskesmas Misool, hanya saja tak lanjut dengan alasan fasilitas tidak lengkap.
Penulis: Willem Oscar Makatita | Editor: Milna Sari
TRIBUNSORONG.COM, WAISAI- Pemerintah Kabupaten Raja Ampat melakukan klarifikasi soal pemberitaan anak berinisial OM keturunan Inanwatan Sorong Selatan dan Misool Raja Ampat, berusia 3 Tahun hidup tanpa anus sejak lahir yang diberitakan media ini edisi Senin 23 Oktober 2023.
Sebelumnya diberitakan bahwa orang tua dari OM, Alfonsina Drimlol (27) berusaha menggalang bantuan hingga ke pemerintah Kabupaten Raja Ampat demi kesembuhan anaknya itu, namun tidak ada jawaban.
Baca juga: Boca Asal Misool Tak Punya Anus, Komnas Anak Soroti Fasilitas Kesehatan di Geopart Raja Ampat
Ia juga menyebutkan bahwa sebelumnya, anak OM sempat dilayani di Puskesmas Misool, hanya saja tak lanjut dengan alasan fasilitas tidak lengkap.
Pernyataan tersebut, menurut Sekretaris Daerah (Sekda) Raja Ampat, Dr Yusup Salim, perlu di klarifikasi agar pemerintah daerah juga tidak langsung didiskritkan oleh pemberitaan media yang dinilai sepihak.
Baca juga: Pilu Balita Asal Raja Ampat Tak Punya Anus, Abdullah Gazam: Kita Tak Bisa Duduk Manis Tunggu Rakyat
Dikatakannya, berkaitan dengan ada warga Raja Ampat yang sakit dan pemerintah daerah tidak memberikan bantuan, itu perlu diluruskan.
Kata Yusup Salim, yang harus diketahui bahwa orang tua dari anak OM bukan penduduk atau warga Raja Ampat karena tidak berKTP Raja Ampat.
"Orang tuanya berdasarkan data yang kami himpun, memang mama anak OM ini asalnya dari Misool Raja Ampat, namun tidak berKTP Raja Ampat melainkan dari data suaminya adalah warga Kota Sorong," ujar Yusuf Salim, Rabu (25/10/2023).
Baca juga: 3 Tahun Anak Hidup Tanpa Anus, Isak Tangis Bahagia Mama asal Raja Ampat Pecah di Sorong
Ia pun menjelaskan bahwa pemerintah Raja Ampat selalu mengcover dan membantu seluruh warga Raja Ampat yang mengalami kesulitan, asalkan yang bersangkutan berKTP Raja Ampat.
Bantuan tersebut menurut Yusuf Salim, tanpa diminta pihaknya langsung membantu, namun jika pihaknya tidak dapat mendeteksi dan mengakses masyarakat yang butuh pertolongan, biasanya masyarakat melapor ke pemerintah daerah.
Baca juga: Laris Manis, Noken Alfonsina di Raja Ampat Diserbu Bule
Dijelaskan, setiap bantuan akan direspon dengan cepat sesuai SOP dengan syarat utamanya harus berKTP Raja Ampat, hal ini lantaran sumber dana untuk bantuan kesehatan adalah bersumber dari dana Otsus yang digunakan untuk masyarakat Raja Ampat ber KTP Raja Ampat.
Terkait kasus OM, anak berusia 3 Tahun yang hidup tanpa anus, menurut orang tuanya, Alfonsina Drimlol, tidak mendapat perhatian dari Pemda Raja Ampat membuat Sekda Yusuf Salim dan stafnya melakukan kroscek di seluruh fasilitas kesehatan di Kabupaten Raja Ampat, dan ternyata tidak ada data pasien atas nama anak OM.
"Kami coba cek di seluruh fasilitas kesehatan di seluruh kabupaten Raja Ampat dan rumah sakit, ternyata tidak ada kasus yang saat ini muncul di media," tegasnya.
Baca juga: Setan Gemutu Ciri Khas Budaya Masyarakat Suku Matbat di Festival Pesona Raja Ampat & Suling Tambur
Ia pun mengatakan Pemda Raja Ampat tidak akan pernah membiarkan warganya ada dalam persoalan kesehatan seperti kasus yang dialami anak OM.
"Setelah kita cek ternyata yang bersangkutan adalah warga Kota Sorong dan berKTP Kota Sorong. Hasil penelusuran lain, bahwa betul mamanya adalah orang Raja Ampat, tetapi sudah tidak menjadi penduduk Raja Ampat," jelasnya.
Yusuf Salim mengatakan pemerintah Raja Ampat tidak mungkin tutup mata jika yang bersangkutan merasa bagian dari orang Raja Ampat dan mengirim surat kepada pemerintah daerah, mengkonfirmasi anaknya sedang sakit namum tidak mempunyai biaya, tentunya Pemerintah Daerah tidak tinggal diam.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.