Kisah Juara 3 Miss Global World Asal Raja Ampat, Whitney Lutrecia Dibully, Kini Bercita-cita Jaksa
Tak sedikit guru di sekolah Whitney Lutrecia acuh terhadap pembullyan yang terjadi dan menganggap bully merupakan hal yang biasa.
Penulis: Ilma De Sabrini | Editor: Intan
TRIBUNSORONG.COM, SORONG – Anak muda di Papua Barat Daya sukses berprestasi di kancah internasional.
Satu di antaranya adalah Whitney Lutrecia Kezia Wanma Runner Up 3 Miss Global World asal Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Putri bungsu dari pasangan Frengki Wanma dan Imelda Rumfabe membawa nama Raja Ampat dalam ajang kecantikan bergensi itu.
Whitney bercerita perjalanannya menuju prestasi itu cukup terjal.
Dari mulai kurangnya sokongan dana dari pemerintah hingga pengalaman bullying di sekolah lamanya.
Baca juga: Bedah Buku Perjalanan Pastor Anton Tromp, Kisah Pelayanan dan Pendidikan Misionaris di Tanah Papua
“Karena saya ikut kegiatan model jadi banyak yang tidak suka. Ada pembullyan yang terjadi (kepada saya), membuat tidak nyaman bersekolah. Jadi, keputusan saya bulat memilih homeschooling,” kata Whitney Lutrecia Kezia dalam siniar di kanal YouTube TribunSorong dengan tajuk Misi Promosi Destinasi Papua Barat Daya, Selasa (24/10/2023).
Whitney menceritakan bahwa pola pikir remaja kebanyakan tentang seorang model adalah sosok yang sempurna parasnya, padahal menurutnya tidak harus begitu.
“Pola pikir mereka tuh gini model itu mulus, cantik ga ada jerawat, sempurna. Ketika mereka tahu saya model, saya berjerawat. Mereka membully lihat saya berjerawat,” katanya.
Justru wajar menurutnya seorang gadis remaja memiliki jerawat di wajahnya, karena faktor hormon pada diri wanita.
Gadis kelahiran 4 Januari 2007 silam itu pun bercerita bahwa tak sedikit guru di sekolah pun acuh terhadap pembullyan yang terjadi dan menganggap bully merupakan hal yang biasa.
Padahal menurutnya bully merupakan hal yang tidak baik, karena dapat mengakibatkan mental seseorang hancur.
Baca juga: Kisah Pasangan OAP Ikut Nikah Massal Pemkot Sorong, Bahagia Terbantu Biaya Pernikahan
Efek terburuknya, kata Whitney, korban bully dapat memutuskan bunuh diri mengakhiri hidupnya.
“Masalah pembullyan ini harus diperhatikan lebih lagi, karena menurut saya peran-peran dari guru-guru harusnya membela, bukan menyepelekan,” ucapnya.
Berangkat dari pengalamannya menjadi korban bully, Whitney bercita-cita menjadi seorang jaksa yang adil.
Pembullyan yang dialaminya tidak menyurutkan semangat gadis berusia 16 tahun itu dalam mengejar renjananya dalam dunia modelling.
Hingga akhirnya ia menjadi Runner Up 3 Miss Global World.
Dimana dalam ajang tersebut dirinya mempromosikan Raja Ampat dan destinasi wisata Papua Barat Daya lainnya, baik tempat wisata, budaya, dan kuliner. (tribunsorong.com/ilma de sabrini)
Gubernur Papua Barat Daya Tinjau Langsung Korban Banjir di Kabupaten Sorong: Maaf Terlambat |
![]() |
---|
PKK Papua Barat Daya Jangkau Pelosok Sorsel, Bawa Program Unggulan untuk Masyarakat Terpencil |
![]() |
---|
SMPN 20 Kabupaten Sorong Juarai Liga Sepak Bola Pelajar 2025 |
![]() |
---|
Sedia Payung, Simak Prakiraan Cuaca Papua Barat Daya Besok Kamis 18 September 2025, Hujan Ringan |
![]() |
---|
Forum Lintas Suku OAP Desak Presiden Prabowo Kembalikan 3 Pulau dari Malut ke Raja Ampat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.