Stunting di Papua Barat Daya

Pj Bupati Maybrat Bertemu Ketua UKM Nusantara, Jajaki Kerja Sama Program Stunting

Chandra Manggi Rahayu mengatakan, kehadiran dirinya bersama pengurus dalam rangka menyosialisasikan program produk lokal program unggulan nasional.

|
Editor: Jariyanto
DOK. HUMAS PEMKAB MAYBRAT
Pj Bupati Maybrat Bernhard E Rondonuwu serta jajaran berdiksui dengan calon mitra dari UKM Nusantara di Rylich Panorama Hotel, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Rabu (14/11/2023). 

OPD kesehatan dapat melihat ada pengaruh atau tidak, penggunaan air bersih yang disediakan dengan kondisi kesehatan.

“Kalau pengaruhnya memang besar, saya minta supaya daerah, kampung-kampung itu ada sumur atau instalasi air bersih yang kami siapkan sesuai kondisi di daerah,” kata Bernhard E Rondonuwu.

Mengenai persoalan stunting, Pj Bupati Maybrat menyebut bukan hanya faktor makanan tetapi juga dipengaruhi faktor lainnya, termasuk infrastruktur seperti jalan.

Program pemberian bantuan makanan tetap menjadi faktor penting.

Baca juga: Terus Upayakan Kemajuan di Maybrat, Pj Bupati Bernhard Temui Pejabat BNPB dan Kemenkopolhukam

Pemerintah daerah bertanggung jawab menyiapakannya namun sesuai kemampuan keuangan daerah.

“Saya ingin supaya dinas pertanian, perikanan dan peternakan, berpikir lalu kemudian mendorong masyarakat memelihara ayam, terutama ayam petelur. Telur itu kemudian dijual ke sekolah, sekolah yang masak, muridnya yang makan, akhirnya uang berputar,” ujar Bernhard E Rondonuwu.

“Contoh lainnya, tanam kacang hijau, masyarakat jual ke sekolah, nanti guru yang masak, sehingga anak bisa makan kacang hijau serta menghindarkan anak dari yang serba instan.”

Lebih lanjut Direktur Satpol PP dan Linmas, Kementerian Dalam Negeri ini mengatakan, OPD terkait perlu menghitung dan membuat program yang terarah dan sikron antar-OPD.

Bila sudah terprogram kemudian terfokus di beberapa kampung dan distrik, maka angka stunting ini akan cepat ditekan.

Pemerintah daerah juga sudah membangun rumah sakit pratama, namun masih ada sarana prasarana yang belum lengkap.

Baca juga: Pemkab Maybrat Gelar Bimtek SIPD, Begini Pesan Tegas Pj Bupati Bernhard E Rondonuwu

Satu di antaranya instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang pembuangannya masih belum jelas, sehingga menghambat pengurusan status atau akreditasi.

“IPAL itu sangat penting. Rumah sakit kita tipe pratama, itu sangat kecil belum lagi anggarannya juga kecil karena tidak ada PAD (pendapatan asli daerah). Kalau itu bisa ditekan, kita bisa masukkan di puskesmas,” kata Bernhard E Rondonuwu.

“Sudah ada beberapa puskesmas rujukan, yaitu di Ayamaru, Aitinyo, Aifat, dan Mare. Itu kalau anggaran cukup, minimal satu puskesmas dijadikan contoh supaya status bisa naik.”

Baca juga: Wilayah Aifat Tak Ada Sinyal, Pj Bupati Maybrat Temui Asdep Koordinasi Kominfotur Kemenkopolhukam

Pj Bupati Maybrat juga menyampaikan, peralatan kesehatan (alkes) di puskesmas cukup lengkap dan memadai.

Hanya saja masih terkendala keterbatasan sumber daya manusia (SDM) yang mengoperasikan.

Oleh karena itu, Bappeda dan OPD terkait agar segera menuntaskan hambatan-hambatan tersebut.

“Kita butuh supaya program-program itu sejalan, pertama air bersih, kedua dukungan untuk mencegah stunting, dan ketiga MCK (mandi cuci kakus),” beber Bernhard E Rondonuwu. (*/tribunsorong.com)

Sumber: TribunSorong
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved