Kota Sorong

PR YAKKUM Gelar FGD Bahas Isu Perempuan Penyandang Disabilitas Menuju Munas

FGD tersebut berlangsung di Sekertariat Belantara Papua, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Selasa (19/3/2024).

Penulis: Aldy Tamnge | Editor: Petrus Bolly Lamak
TRIBUNSORONG.COM/ALDY TAMNGE
Yayasan Bingkai Cerita Rakyat bersama Pusat Rehabilitasi Yayasan Kristen Untuk Kesehatan Umum (PR YAKKUM) menggelar Focus Group Discussion (FGD) di Sekertariat Belantara Papua, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Selasa(19/3/2024). 

TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Yayasan Bingkai Cerita Rakyat bersama Pusat Rehabilitasi Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum (PR YAKKUM) menggelar focus group discussion (FGD).

Baca juga: 50 Persen Perempuan Lulusan Program Pemagangan Jadi Teknisi di Tangguh LNG Bintuni

FGD tersebut berlangsung di Sekertariat Belantara Papua, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Selasa (19/3/2024).

Kegiatan itu mengusung tema aspirasi perempuan penyandang disabilitas untuk musyawarah perempuan dan lingkungan hidup.

Ketua Panitia Penyelenggara Kegiatan Zusana Tutuhatunewa mengatakan, kegiatan ini dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan musyawarah nasional (Munas) perempuan. 

Baca juga: Sosok Anggota MRPBD Termuda, Selly Kareth Siap Perjuangan Hak Dasar Perempuan

Tujuannya menjaring aspirasi masyarakat dari wilayah desa hingga kabupaten/kota terkait dengan isu keperempuanan dan disabilitas. 

“Peserta yang mengikuti kegiatan sebanyak 24 orang dari berbagi mitra seperti masyarakat, mahasiswa dan SLB dan lainya,” katanya.

Ia bilang, melalui FGD ini bisa mendapatkan masukan dan aspirasi dari peserta kegiatan tersebut.

Partisipan FGD itu juga menekankan perlunya perhatian khususnya dari pemerintah terhadap masalah bullying terhadap penyandang disabilitas. 

Baca juga: Polisi Ciduk Terduga Pelaku Bullying Terhadap Bocah 13 Tahun di Sorong

Butuh bkolaborasi antara pemerintah, organisasi masyarakat, dan komunitas penyandang disabilitas.

Baca juga: Bocah 13 Tahun di Kota Sorong Jadi Korban Bullying, Pelaku Paksa Lepas Pakaian lalu Divideoin

Dalam mengatasi tantangan yang dihadapi oleh perempuan penyandang disabilitas dalam lingkungan sosial mereka.

"Mereka juga berharap agar lebih banyak tutur bahasa isyarat, terutama di universitas dan sekolah-sekolah, untuk membantu mereka menyesuaikan diri dengan lingkungan yang beragam," ucapnya.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh berbagai pihak di antaranya, dinas pemberdayaan perempuan, aliansi masyarakat nusantara (AMAN), Econusa, komunitas tuli Sorong, dan sekolah luar biasa (SLB). (tribunsorong.com/aldy tamnge)

Sumber: TribunSorong
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved