GKI di Tanah Papua
Ana-anak hingga Dewasa Antusias Membuat Manik-manik, Program Pelatihan Jemaat Silo Asiti Tambrauw
Pada 2024 ini, pihaknya mengadakan program pelatihan sebagai bagian budaya Orang Asli Papua (OAP), khususnya dari Maybrat sampai Arfak.
Penulis: Vallentinus Mafiti | Editor: Jariyanto
TRIBUNSORONG.COM, FEF - Jemaat Silo Asiti, Distrik Mawabua, Tambrauw, Papua Barat Daya menggelar pelatihan pembuatan manik-manik di kompleks rumah pastori.
Ketua Jemaat Silo Asiti Aplena Marar mengatakan, dirinya bertugas sudah enam tahun.
Baca juga: Kisah Marsela, Gadis Mawabuan Tambrauw Dirikan Bimbel, Dedikasi Memajukan Pendidikan di Pedalaman
Baca juga: Kebaktian Kebangunan Rohani di Klasis Kebar Tambrauw, Ada Penyaluran Bantuan untuk Sekolah Minggu
Pada 2024 ini, pihaknya mengadakan program pelatihan sebagai bagian budaya Orang Asli Papua (OAP), khususnya dari Maybrat sampai Arfak.
“GKI di Tanah Papua dalam liturgi ke-4 mengatur tentang memperdayakan budaya. Kami setiap suku harus mempertahankan budaya atau tradisi masing-masing sebagai OAP, supaya budaya itu tidak hilang untuk generasi berikutnya,” kata Aplena Marar kepada TribunSorong.com.
Baca juga: Pelatihan Kerajinan untuk Mama-mama Jemaat di Kebar Tambrauw Rampung, Upaya Tingkatkan Perekonomian
Baca juga: Warga dan Panitia Jemaat Maranatha Akmuri Tambrauw Tokok Sagu Galang Dana Perayaan HUT Ke-60
Menurutnya, pelatihan ayaman manik-manik masuk program di 2023 namun baru terlaksana 2024.
Kegiatan dilaksanakan setiap Jumat yang dijdawalkan ditutup pada akhir Juni 2024 mendatang.
Peserta dari jemaat, mulai dari anak-anak hingga dewasa antusias mengikuti pelatihan.
Mereka membuat aneka manik-manik, seperti testa, kalung, serta silang yang dalam bahasa Kebar disebut irifien, arir bakwar, dan baktap.
“Puji Tuhan, selama dua hari kegiatan berjalan, kami sudah mengumpulkan 19 manik-manik,” kata Aplena.
Ia menambahkan, saat kegiatan keterampilan tangan ini telah selesai, hasilnya nanti akan dujual sebagai bagian menambah ekonomi jemaat.
Baca juga: Mendagri Perpanjang Masa Jabatan Pj Bupati Tambrauw Engelberthus Kocu
Baca juga: Jemaat di Kebar Tambrauw Ikut Pelatihan Anyam, Bahan Dasar Pakai Rumput dari Amerika
Sejauh ini sudah ada yang memesan sebanyak 10 buah yang diharapkan bisa bertambah lagi peminatnya.
Mengenai harga, Aplena menyebut bervariasi, yaitu Rp300 ribu untuk manik testa, manik kalung empat lingkar Rp50.000 hingg Rp100 rbu, serta manik-manik silang Rp200 ribu.
“Kami berharap semua warga dan jemaat dan juga anak-anak Papua di Lembah Kebar, Kabupaten Tambrauw, mari tingkatkan budaya, jangan biarkan budaya itu punah lalu hilang,” katanya.
Baca juga: Siswa dan Guru di Kebar Selatan Tambrauw Lintasi Hutan Rimba ke Sekolah, Pemda Dirikan Kelas Jauh
Baca juga: Pengukuhan Guru Jemaat Klasis Amberbaken Tambrauw, Diharapkan jadi Pelayan Firman
Program pelatihan keterampilan, lanjut Aplena merupakan bagian dari upaya melestarikan budaya tersebut.
Para peserta bisa terus mengasah ide-ide kreatif daam bentuk kerajinan tangan.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.