Jalan Nasional Sorong Aimas Dipalang
Simak! Berikut Alasan Pemalangan Jalan Nasional Sorong-Aimas
Buntut lakalantas di sekitar KM 16 Kota Sorong, Papua Barat Daya, memicu keluarga korban bersama PMKRI) Cabang Sorong menggelar aksi protes.
Penulis: Taufik Nuhuyanan | Editor: Ilma De Sabrini
TRIBUNSORONG.COM, AIMAS - Buntut lakalantas di sekitar Kilometer (KM) 16 Kota Sorong, Papua Barat Daya, memicu keluarga korban bersama Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Sorong menggelar aksi protes.
Jalan Sorong-Klamono KM 16, Kota Sorong Papua Barat Daya, dipalang oleh massa aksi, akibatnya ratusan kendaraan terjebak macet pada Kamis, 20 Juni 2024.
Baca juga: Polisi Dalami Indikasi Tabrak Lari Picu Aksi PMKRI Sorong, Palang Dibuka Usai Mediasi di Polresta
Aksi pemalangan itu lantaran keluarga korban merasa kecewa terhadap kinerja aparat kepolisian dan pemerintahan yang membiarkan banyak jalan berlubang yang membahayakan pengguna jalan.
Adapun aturan yang menyangkut hal tersebut tertuang dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Dalam aturan itu dijelaskan penyelenggara negara wajib segera dan patut untuk memperbaiki jalan rusak yang dapat mengakibatkan kecelakaan lalulintas.
Hal itu juga disoroti oleh keluarga korban, Willem Assem yang juga sebagai pemerhati keamanan Kota Sorong.
“Aksi pemalangan jalan ini merupakan buntut kejadian laka lantas ataupun kejadian tabrak lari pada Senin (17/6/24) lalu yang mengakibatkan anak cucu kami Desy Mate meninggal dunia. Akhir dari itu, keluarga merasa kehilangan dan tidak ada upaya penyelesaian kasus ini,” ujarnya.
Baca juga: Akses Jalan Nasional Sorong-Aimas Lumpuh Imbas Pemalangan, Mama Papua Terpaksa Berjalan Kaki 4 Km
Dirinya mengakui, aksi pemalangan jalan ini sebagai upaya pihak keluarga korban dalam meminta pertanggungjawaban terhadap pelaku tabrak lari.
Pihak keluarga korban, kepolisian, dan pemerintah daerah telah bertemu dan bersepakat.
"Dalam mediasi itu ada kesepakatan penyelesaian tingkat keluarga, sehingga dengan kesepakatan itu pihak keluarga akhirnya memutuskan untuk membuka akses jalan yang di palang ini," ucap dia.
Baca juga: BREAKING NEWS: Buntut Kasus Tabrak Lari, Kader PMKRI Cabang Sorong Demo di Jalan Nasional
Pada kesempatan yang sama, dirinya meminta pihak kepolisian segera menangkap pelaku tabrak lari dan memprosesnya dengan adil.
"Intinya kami memberikan kesempatan pihak kepolisian mengusut tuntas kasus kematian anak cucu kami Desy Mate ini dan anaknya yang berusia 3 tahun dalam kondisi kritis di Rumah Sakit," pungkasnya.
Polisi Dalami Indikasi Tabrak Lari
Kapolresta Sorong Kota Kombes Pol Happy Perdana Yudianto mengatakan, pemalangan di Jalan Sorong-Aimas pada Kamis (20/6/2024) siang hingga malam murni spontan terkait meninggalnya Desy Mate.
Aksi ini digagas oleh Kader Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Sorong dan sejumlah keluarga dari almarhumah Desy Mate.
"Memang ada informasi berkembang ini tabrak lari dan lainnya, tapi kami hingga kini belum dapat saksi yang menerangkan soal korban laka lantas (kecelakaan lalu lintas)," ujar Happy kepada TribunSorong.com.
Baca juga: Polisi Dalami Indikasi Tabrak Lari Picu Aksi PMKRI Sorong, Palang Dibuka Usai Mediasi di Polresta
Kapolresta menyatakan, hingga kini pihaknya pun belum bisa memastikan persitiwa tersebut masuk kategori tabrak lari ataukah bukan.
Persitiwa meninggalnya Desy Mate sudah dilaporkan ke Polsek Sorong Timur pada Senin (17/6/2024), namun berhubung ada isu tabrak lari maka diarahkan ke Polresta Sorong Kota.
"Pihak keluarga sudah diarahkan lapor ke polresta namun laporan baru masuk hari Rabu (19/6/2024)," kata Happy.

Mengenai indikasi tabrak lari atau penyebab lainnya, lanjutnya, jajaran kepolisian agar segera mendalami.
Happy berharap, persoalan seperti ini jangan dibawa ke jalan dan dibuat aksi palang, sebab akan merugikan banyak pihak.
Lebih lanjut kapolresta mengatakan, pihaknya juga telah berkoordinasi mengenai keinginan massa yang ingin bertemu Pj Wali Kota Sorong atau Pj Gubernur Papua Barat Daya, namun pertemuan jangan di jalanan sebab tidak etis.
Pertemuan kemudian difasilitasi di kantor polresta antara pihak keluarga dan mahasiswa dengan Pj Wali Kota Septinus Lobat.
Baca juga: Kronologi Kecelakaan Mobil vs Motor di Kampung Maladofok, Berujung Pemalang Jalan hingga Pembakaran
Setelah pertemuan tersebut, massa kemudian membuka palang sekitar pukul 20.20 WIT.
Ancam bawa jenazah
Sebelumnya, massa pendemo di Jalan Sorong-Aimas, KM 16, Kota Sorong, mengancam akan bawa jenazah Desy Mate ke lokasi aksi.
Baca juga: Ruas Jalan Fef-Mayah Rusak dan Rawan Kecelakaan, Waket II MRPBD Minta Pemprov Segera Perbaiki
Hal tersebut diungkapkan Marvel Nauw saat berorasi di ruas Jalan Sorong Aimas, Kota Sorong, Kamis (20/6/2024).
"Kalau pemerintah (Pj Wali Kota Sorong atau Pj Gubernur Papua Barat Daya) tidak datang, kami akan bawa jenazah ke sini," ujar Marvel saat berorasi di Kota Sorong.
Ia menegaskan, pemalangan ini berkaitan dengan adanya kecelakaan tabrak lari yang mengorbankan Desy Mate dan anaknya.
Aksi ini menjadi 'pendobrak' agar aparat tidak tidur, sebab hingga kini terdapat kasus begal dan kasus tabrak lari tak diungkap.
"Kalau sampai malam mereka tidak datang pejabat yang datang, kami buka tenda dan bawa jenazah nginap di sini," katanya. (tribunsorong.com/safwan ashari)
(tribunsorong.com/taufik nuhuyanan)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.