Wisata Raja Ampat
Kawasan Laut Raja Ampat jadi Important Shark and Ray Area Paling Menarik di Indonesia
Lembaga IUCN SSC SSG belum lama ini mengumumkan adanya tren hilangnya keanekaragaman hayati pada spesies kelas Chondrichthyes.
Penulis: Willem Oscar Makatita | Editor: Ilma De Sabrini
TRIBUNSORONG.COM, WAISAI - Lembaga International Union for Conservation of Nature (IUCN) Species
Survival Commission (SSC) Shark Specialist Group (SSG) belum lama ini mengumumkan adanya tren hilangnya keanekaragaman hayati pada spesies kelas Chondrichthyes.
Chondrichthyes mencakup hiu, pari, dan hiu hantu (chimaeras).
IUCN menetapkan risiko kepunahan kelompok spesies ini semakin memburuk sejak penilaian sebelumnya pada 2014.
Baca juga: Dorong Sektor Ekowisata, Disparekraf Raja Ampat Wacanakan Hidupkan Lagi Pokdarwis
Jumlah spesies yang terancam punah di seluruh dunia meningkat dari 24 persen pada tahun 2014 menjadi 32,6 persen pada 2021.
Organisasi lingkungan hidup yang berbasis di Swiss itu, memperkirakan bahwa persentase risiko kepunahan mendekati 37,5 persen jika mempertimbangkan spesies yang Data Deficient.
SSG yang mengevaluasi status konservasi hiu di lUCN dan dianggap sebagai Otoritas Daftar Merah,
meluncurkan upaya baru yang dinamai Important Shark and Ray Area (ISRA).
Focal Species Conservation Senior Manager Konservasi Indonesia Iqbal Herwata, yang turut andil dalam inisiatif ISRA, menjelaskan bahwa dari 122 ISRA yang diidentifikasi di regional Asia, sebanyak 43 (35 persen) di antaranya berada di Indonesia, baik yang berada di wilayah yurisdiksi (total 41 ISRA).
ISRA yang luasannya mencakup wilayah di luar yurisdiksi Indonesia (Area Beyond National Jurisdiction) dan berbatasan dengan negara tetangga Federasi Mikronesia.
lqbal menambahkan, area-area itu merupakan koridor dari pergerakan populasi hiu paus yang berasal dari Teluk Saleh dan Teluk Cenderawasih.
"Riset-riset yang dilakukan oleh Konservasi Indonesia bersama Pemerintah Indonesia memberikan
kontribusi yang signifikan dalam proses identifikasi ISRA di regional ini. Setidaknya, ada 28 dari 43 ISRA dan 4 Aol merupakan sumbangsih dari data, informasi, dan kepakaran kami," ujar lqbal.

Mark Erdmann, Vice President Marine Program Conservation International untuk wilayah Asia- Pasifik dan juga anggota IUCN SSC Shark Specialist Group (Wilayah Oseania) menyatakan bahwa kawasan Raja Ampat merupakan ISRA paling menarik di Indonesia dari puluhan kawasan penting lainnya.
Baca juga: Pulau Wayag Ikon Wisata Unggulan Raja Ampat, Idola para Wisatawan, Suguhkan Pemandangan Eksotis
Kawasan ini memiliki beberapa kawasan penting bagi spesies hiu dan pari, seperti tempat reproduksi, daerah mencari makan, koridor pergerakan, dan agregasi.
Tak hanya itu, satu dari sedikit kawasan di Asia (3 dari 5 ISRA) dengan keanekaragaman jenis hiu dan pari yang tinggi sesuai Kriteria ISRA.
"Seperti ISRA di Selat Dampier yang mempunyai keanekaragaman spesies yang tinggi dan melebihi ambang batas tingkat keanekaragaman hayati di regional Asia yaitu 31 spesies. Selain itu, tercatat juga adanya 32 spesies yang ditemukan secara rutin (bukan kemunculan historis atau sesekali terlihat) di ISRA Selat Dampier. Begitupun ISRA di Waigeo Barat Laut dengan 33 spesies, dan ISRA MisoolTenggara yang memiliki 32 spesies," tutur Mark.
Baca juga: Dorong Upaya Kestabilan Geopark Raja Ampat, Ini Langkah Strategis Pj Gubernur Papua Barat Daya
Fahmi dari Pusat Riset Oseanografi BRIN menyebut, ISRA di wilayah Indonesia merupakan langkah yang sangat maju guna meningkatkan upaya area-based management yang secara khusus menyasar habitat-habitat penting spesies ini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.