Layanan Kesehatan
Remaja Kampung Nenas Dapat Edukasi soal Anemia dan Stunting, Program Poltekkes Kemenkes Sorong
Para peserta berjumlah 23 orang merupakan remaja Getzemani, Kampung Nenas Kelurahan Kofkerbu, Distrik Sorong..
Penulis: Angela Cindy | Editor: Jariyanto
TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan (Poltekkes Kemenkes) Sorong mengadakan Pendampingan Kader Posyandu Remaja Menggunakan Buku Saku Remaja Sehat Bebas Anemia bersama Puskesmas Sorong Kota.
Kegiatan yang merupakan program pengabdian kepada masyarakat khusus remaja ini berlangsung Pustu HBM, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Minggu (01/12/2024).
Baca juga: Puskesmas Sorong Barat Sasaran Peringatan HKN Ke-60 Poltekkes Kemenkes Sorong, Ini Pertimbangannya
Para peserta berjumlah 23 orang merupakan remaja Getzemani, Kampung Nenas Kelurahan Kofkerbu, Distrik Sorong.
Kepala Puskesmas Sorong Agustina Naa bilang, saat ini banyak remaja yang kurang arahan, khususnya mereka yang menginjak masa puber.
"Puskesmas Sorong sering memberikan obat tambah darah serta arahan kepada remaja," ucapnya.
Baca juga: Evaluasi Kinerja Triwulan I di Kemendagri, Pj Wali Kota Sorong Ekspos Stunting hingga Layanan Publik
Moderator Kader Posyandu Remaja Harlina menambahkan, saat ini permasalahan yang marak terjadi di masyarakat, terutama remaja cukup beragam.
Satu di antaranya penyakit anemia yang dapat memengaruhi sel darah serta reproduksi, khususnya bagi remaja perempuan.
"Jika remaja perempuan saat ini kekurangan darah merah atau anemia, maka saat masa kehamilan dan melahirkan juga akan kesulitan dan anaknya berisiko menderita stunting," katanya.
Baca juga: Upaya Berantas Stunting, Dinkes Kota Sorong Gerakkan Aksi Bergizi Sasar ke Pelajar
Lanjut Harlina, upaya pencegahan anemia pada remaja meliputi pemeriksaan fisik rutin, gizi yang di konsumsi, minum tablet tambah darah, serta porsi tidur pada tubuh cukup (tidur malam cukup).
Program pendampingan ini menggunakan buku saku sederhana yang mudah dipahami agar memberikan pengertian dan pedoman kepada remaja.
Upaya pemantauan oleh remaja putri ini, kata Harlinah, selain dapat menghindari keluarga dari stunting, juga merupakan edukasi untuk remaja putri agar mengetahui upaya apa saja yang perlu dikerjakan buat mencegah stunting.
Baca juga: Berkunjung ke Rumah Pemberian Gizi, Pj Wali Kota Sorong Apresiasi Langkah Proaktif TP PKK
Ketua Tim Kegiatan Pendampingan Cory C Situmorang mengatakan, stunting pada anak di Papua Barat Daya saat ini cukup tinggi.
Faktor yang memengaruhi satu di antaranya ibu hamil yang kekurangan gizi dan sel darah merah (anemia) pada saat hamil.
"Kasus stunting saat ini agak sulit ditangani, itu sebabnya perlu ada pencegahan, seperti kegiatan ini," ucapnya.
(tribunsorong.com/agela cindy)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.