Perlindungan Perempuan dan Anak
Perempuan dan Anak Rentan jadi Korban Kekerasan, Program Perlindungan Tanggung Jawab Bersama
Melalui kegiatan ini, Yakob Kareth berharap bukan hanya mengubah kualitas hidup tetapi juga cara pandang guna menciptakan masa depan yang terbaik.
Penulis: Angela Cindy | Editor: Jariyanto
TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Peningkatan kualitas hidup anak adalah tanggung jawab bersama dalam lingkungan, masyarakat, dan pemerintah.
Segala upaya dalam peningkatan harus dilakukan oleh pemerintah bukan hanya bertujuan memperkuat program pelayanan bagi anak tetapi juga membangun kapasitas sumber daya manusia.
Baca juga: Mengenal Yayasan Cipta Egad Kairos, Perjuang Perlindungan Perempuan dan Anak di Sorong
Demikian disampaikan Sekda Kota Sorong Yakob Kareth saat membuka kegiatan Penguatan dan Pengembangan Lembaga Penyedia Layanan Peningkatan Kualitas Hidup di Aula SMK Imanuel, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Selasa (19/11/2024).
"Di Kota Sorong kasus kekerasan pada perempuan dan anak cukup banyak, mulai dari suami pukul istri, ayah pukul anak, dan kasus-kasus lainnya," katanya.
Baca juga: Ayo Lapor Kekerasan pada Perempuan dan Anak! UPTD PPA Kabupatan Sorong Buka Pengaduan di Nomor Ini
Melalui kegiatan ini, Yakob Kareth berharap bukan hanya mengubah kualitas hidup tetapi juga cara pandang guna menciptakan masa depan yang terbaik, khususnya anak-anak.
Kabid Perlindungan dan Pemenuhan Hak Anak, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Sorong Petrus Ribo mengatakan, tujuan kegiatan memastikan perlindungan dan pemenuhan hak anak yang dilakukan secara efektif, efisien, komprehensif, dan terintegrasi.
Jaminan yang diberikan berupa rasa aman dan perlindungan kepada seluruh warga negara, terutama anak yang diberikan dan jumlahnya sepertiga dari jumlah penduduk, termasuk berkebutuhan khusus seperti penyandang disabilitas, dan kelompok rentan lainnya.
"Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak merupakan sebuah fenomena gunung es," katanya.
Baca juga: Korban Kekerasan Seksual 2024 Berdasarkan Data Komnas Perempuan
Petrus menyebut, kasus yang terdata dan terlaporkan hanya sebagian kecil dari yang terjadi di masyarakat.
Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) maupun kekerasan kasus lainnya yang menimpa perempuan dan anak, modusnya makin beragam.
"Ini merupakan hal mengerikan dimana kondisi perempuan dan anak jauh dari kehidupan yang tidak aman dan rentan," ucap Petrus.
(tribunsorong.com/angela cindy)
Diskominfo Kota Sorong Gelar Coffee Morning, Perkuat Sinergi dengan Insan Pers |
![]() |
---|
32 Calon Haji asal Kota Sorong Dapat Layanan Pengurusan Paspor di Kantor Imigrasi Sorong |
![]() |
---|
Evaluasi Kinerja Triwulan I di Kemendagri, Pj Wali Kota Sorong Ekspos Stunting hingga Layanan Publik |
![]() |
---|
CERITA Pelajar SMPN 3 Kota Sorong Olah Makanan Lokal Papua di Era Digitalisasi |
![]() |
---|
54 Rumah di Kota Sorong Terdampak Longsor, Data BPBD Tahun 2024 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.