Sorong Selatan

Program Sekolah Sepanjang Hari di Sorong Selatan Jadi Solusi Putus Sekolah di Papua Barat Daya

Program Sekolah Sepanjang Hari (SSH) di Kabupaten Sorong Selatan, menjadi solusi penting mengatasi tingginya angka putus sekolah.

TRIBUNSORONG.COM/TAUFIK NUHUYANAN
Anggota BP3OKP Papua Barat Daya, Otto Ihalauw mengungkapkan, bahwa program Sekolah Sepanjang Hari (SSH) di Kabupaten Sorong Selatan, menjadi solusi penting mengatasi tingginya angka putus sekolah. 

TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Anggota BP3OKP Papua Barat Daya, Otto Ihalauw mengungkapkan, bahwa program Sekolah Sepanjang Hari (SSH) di Kabupaten Sorong Selatan, menjadi solusi penting mengatasi tingginya angka putus sekolah.

Baca juga: Ferdinandus Taa Launching SSH, Upaya Awal Tingkatkan Pendidikan di Maybrat Papua Barat Daya

Menurut Otto, program SSH ini dirancang sebagai pola pendidikan tepat dan strategis menjawab tantangan pendidikan di Papua Barat Daya, khususnya di Kabupaten Sorong Selatan.

"Program ini diterapkan mengatasi masalah tingginya angka putus sekolah di Sorong Selatan, serta menjawab kebutuhan pendidikan bagi anak usia sekolah yang belum mendapatkan akses pendidikan layak," ujar Otto Ihalauw kepada TribunSorong.com, pada Sabtu (18/1/2025).

Dia juga menegaskan, bahwa dana penerapan program ini berasal dari Dana Otonomi Khusus (Otsus) Papua, jumlahnya cukup besar dan diharapkan dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Program SSH diharapkan dapat mengoptimalkan kualitas pendidikan di wilayah Papua Barat Daya.

Baca juga: Pembangunan Sarpras Program SSH di Konda Mulai Dikerjakan, Begini Pesan Bupati Sorong Selatan

Lebih lanjut, Otto menyampaikan bahwa program SSH sudah masuk dalam rencana aksi percepatan pembangunan Papua.

“Dan Bappenas telah merencanakan penerapannya sebagai bagian dari program perencanaan pendidikan di Provinsi Papua Barat Daya,” jelas dia.

Baca juga: BP3OKP Papua Barat Daya Kunker ke Sorong Selatan, Program SSH Wujud Keberhasilan Amanat Otsus

Otto pun meminta kepada gubernur dan wakil gubernur terpilih mewajibkan seluruh kabupaten/kota di Papua Barat Daya melaksanakan program SSH sebagai langkah konkret dalam memutus mata rantai putus sekolah di wilayah tersebut.

"Penerapan program ini sudah dimulai pada Oktober 2023 dan akan segera dievaluasi secara holistik untuk melihat dampak serta perkembangan dari implementasinya," pungkasnya.

Baca juga: Dosen UNIPA Penggagas Model SSH Sebut Implementasi Perlu Adaptasi Karakteristik Lokal Maybrat

Dengan adanya program SSH ini, diharapkan pendidikan di Papua Barat Daya dapat berkembang lebih baik, memberikan akses pendidikan lebih luas, serta mengurangi angka putus sekolah di wilayah tersebut. (tribunsorong.com/taufik nuhuyanan)

Sumber: TribunSorong
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved