Sumber Daya Manusia Papua Barat Daya
Kisah 4 Guru Wanita di Papua Barat Daya, Mengajar di Sekolah Pedalaman Hanya 14 Siswa
Kampung Rawasugih yang terletak di Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya memiliki kisah inspiratif di bidang pendidikan.
Penulis: Taufik Nuhuyanan | Editor: Petrus Bolly Lamak
TRIBUNSORONG.COM, AIMAS - Kampung Rawasugih yang terletak di Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya memiliki kisah inspiratif di bidang pendidikan.
Baca juga: Berikut Ini Prakiraan Cuaca Papua Barat Daya Selasa 28 Januari 2025, Waspada Hujan Petir
Salah satu kisah yang menginspirasi datang dari Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah Rawasugih yang terletak di tengah hutan, jauh dari keramaian.
Meskipun memiliki kondisi sangat terbatas, yakni hanya terdapat 4 orang guru dan 14 siswa.
Baca juga: Seluruh Papua Barat Daya Diguyur Hujan Ringan hingga Petir, Prakiraan Cuaca Senin, 27 Januari 2025
SD Muhammadiyah Rawasugih tetap melaksanakan proses belajar mengajar dengan semangat tinggi, layaknya sekolah-sekolah pada umumnya.
Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Rawasugih, Suharnawati menjelaskan, bahwa pada 2025, sekolah yang dipimpinnya memiliki total 14 siswa dari kelas 1 hingga kelas 6.
Baca juga: Media Punya Peran Strategis, Direskrimum Polda Papua Barat Daya Tegaskan Sinergi dan Kemitraan
Meskipun jumlah siswa yang tergolong sedikit, mereka didampingi oleh 3 guru perempuan tangguh lainnya.
“Guru di sini hanya ada 4 orang, termasuk saya sebagai Kepala Sekolah,” katanya pada Senin (27/1/2025).
Untuk tahun ajaran ini, sambung dia, kelas 1 kosong karena tidak ada pendaftar, sementara untuk kelas lainnya jumlahnya bervariasi.
Kelas 2 ada 4 siswa, kelas 3 ada 2 siswa, kelas 4 hanya 1 siswa, kelas 5 ada 5 siswa, dan kelas 6 ada 2 siswa.
Baca juga: Pj Wali Kota Sorong Papua Barat Daya Panggil Sejumlah Perangkat Daerah Gara-gara Ini
Meskipun jumlah siswa yang terbatas, Suharnawati menambahkan, bahwa tingkat literasi dan minat baca siswa-siswi SD Muhammadiyah Rawasugih sangat tinggi.
“Hal ini terlihat dari kegiatan mereka di sekolah, di mana pada waktu istirahat, banyak siswa yang memilih untuk membaca,” ujar dia.
Ia menjelaskan, bahwa SD Muhammadiyah Rawasugih didirikan pada tahun 2024 dan awalnya berlokasi di Balai Kampung setempat.
“Sekolah ini didirikan atas bantuan hibah tanah dari warga kampung dan mulai beroperasi pada tahun 2014,” ucapnya.
Baca juga: Serahkan DPA 2025, Pj Sekda Papua Barat Daya Ingatkan SKPD Jaga Kepatuhan Pajak
Selain keempat guru tersebut, salah satu sosok yang turut berperan penting dalam pengembangan sekolah ini adalah Novi Kusmirah.
Novi adalah anggota Persit Kartika Chandra Kirana Korem 182/Jazira Onim PD XVII/Kasuari dan istri dari Serka Achmad Muchlis, anggota Korem 182/Jazira Onim Fakfak.
Baca juga: Pemkab Maybrat Papua Barat Daya Dukung Pengembangan Model Sekolah Sepanjang Hari
Waspada Angin Kencang dan Hujan, Prakiraan Cuaca Papua Barat Daya Kamis 23 Januari 2025 |
![]() |
---|
Polres Maybrat Gelar Penanaman Jagung Serentak untuk Dukung Swasembada Pangan di Papua Barat Daya |
![]() |
---|
Senator Papua Barat Daya Desak KSAL Usut Tuntas Kasus Pembunuhan Kesya, Libatkan Komnas HAM |
![]() |
---|
Pemprov Papua Barat Daya Salurkan Bantuan Bibit Ternak Babi untuk Transmigran Lokal di Maybrat |
![]() |
---|
Program Tanam Jagung Serentak 1 Juta Hektare, Kapolda Target 13.000 Hektare di Papua Barat Daya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.