Komunitas Blast
83 Kelompok UMKM jadi Binaan YKAN, Produk Lolos Kurasi Dijual di Kios Konservasi
Langkah inovatif yang dilakukan satu di antaranya menyediakan Kios Konservasi yang menjadi wadah bagi masyarakat lokal memasarkan produk-produk.
Penulis: Angela Cindy | Editor: Jariyanto
TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Dalam upaya mendorong kesejahteraan masyarakat pesisir, Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) tidak hanya berfokus pada perlindungan kawasan laut, tetapi juga membangun strategi ekonomi berkelanjutan.
Langkah inovatif yang dilakukan satu di antaranya menyediakan Kios Konservasi yang menjadi wadah bagi masyarakat lokal memasarkan produk-produk hasil olahan mereka.
Bird’s Head Seascape Senior Manager YKAN Awaludinnoer Ahmad mengatakan, pendekatan konservasi harus memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Baca juga: Jaga Kekayaan Laut Papua Barat Daya, YAKN Usung Misi Pendampingan hingga Pengembangan Mikro Bisnis
Menurutnya, YAKN memiliki tiga strategi utama, yaitu pembentukan kawasan konservasi, pengelolaan berbasis masyarakat, dan penghidupan pesisir.
"Guna memastikan kawasan-kawasan ini memberi manfaat bagi masyarakat, kami mendampingi lebih dari 83 kelompok usaha yang tersebar di Misool Utara Raja Ampat, Malaumkarta Kabupaten Sorong, dan Werur Raya di Kabupaten Tambrauw," ujar Wawan, sapaan karib Awaludinnoer dalam Siniar Komunitas Blast di Studio TribunSorong.com, Jalan Pramuka, Remu, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Jumat (14/3/2025).
Ia menjelaskan, kelompok-kelompok binaan ini bergerak di berbagai bidang, mulai dari pengolahan hasil laut seperti abon ikan dan sambal, hingga produk pertanian seperti tepung sagu dan keripik talas.
Baca juga: Abon Ikan Miareto, Produk Pelaku UMKM Lokal Papua yang Diproduksi secara Tradisional sejak 2017
Tidak hanya itu, kerajinan tangan khas Papua seperti noken dan aksesoris tradisional juga menjadi bagian dari produk yang didukung YKAN.
Wawan menyebut tantangan utama yang dihadapi masyarakat pesisir adalah kurangnya pemahaman tentang manajemen produk, pemasaran, dan perizinan usaha.
Oleh karena itu, YKAN memberikan pelatihan intensif mulai dari pengemasan produk, manajemen keuangan, hingga strategi pemasaran modern.
Baca juga: Cenderaloka, Platform Digital dari Tribun Network Beri Banyak Kemudahan untuk Perajin dan UMKM Lokal
Selain itu melaksanakan asesmen terhadap produk, termasuk rantai pasokan yang mana sebenarnya banyak masyarakat memiliki produk berkualitas, tetapi tidak tahu cara menjualnya.
"Satu solusinya kami juga menyediakan Kios Konservasi sebagai pusat pemasaran mereka," ucap Wawan.
Kios Konservasi bukan sekadar tempat berjualan, tetapi juga platform bagi masyarakat untuk memasarkan produk mereka dengan standar yang lebih tinggi.
Agar produk yang masuk ke kios benar-benar memiliki daya saing, YKAN menerapkan proses kurasi yang bertujuan ada kompetisi sehat di antara kelompok usaha.
Produk yang dijual di kios harus sudah memenuhi standar kualitas, mulai dari rasa, kemasan, hingga perizinan.
"Tim Kios Konservasi juga mengirim analisis penjualan setiap bulan, sehingga kami bisa melihat produk mana yang paling diminati dan bagaimana pasokannya bisa tetap stabil," kata Wawan.
Selain menyediakan pasar tetap di kios, YKAN juga mendorong promosi produk melalui berbagai pameran dan bazar, bekerja sama dengan pemerintah daerah dan komunitas bisnis.
Baca juga: Kios Konservasi Indonesia Lestari Jajakan Aneka Produk UMKM Lokal Papua Barat Daya
Dengan cara ini, produk UMKM lokal tidak hanya dikenal di Papua Barat Daya, tetapi juga bisa menembus pasar yang lebih luas, termasuk wisatawan yang datang ke Raja Ampat.
Selain memberdayakan nelayan dan petani, YKAN juga memberi perhatian khusus pada perempuan di komunitas pesisir.
Kelompok perempuan diberikan pelatihan untuk mengembangkan produk kerajinan khas Papua, seperti noken dan aksesoris berbahan alami.
Baca juga: GP Ansor dan Pemuda Katolik ke Pertapaan Santa Maria Rawaseneng, Serap Ilmu Berbagai Unit Usaha
Program ini tidak hanya memberikan penghasilan tambahan, tetapi juga membantu melestarikan budaya setempat.
"Kami berkomitmen mendukung peran perempuan dalam ekonomi lokal. Produk kriya dan kerajinan tangan memiliki nilai budaya yang tinggi, dan dengan adanya Kios Konservasi, masyarakat memiliki akses lebih luas untuk menjual hasil karya mereka," ucap Wawan
Melalui pendekatan ini, lanjutnya, YKAN menunjukkan bahwa konservasi bukan sekadar melindungi alam, tetapi juga mengatur pemanfaatannya agar tetap berkelanjutan.
"Membeli produk di Kios Konservasi berarti mendukung masyarakat yang hidup di wilayah terpencil agar bisa terus mendapatkan manfaat dari sumber daya alamnya secara bertanggung jawab," beber Wawan.
Baca juga: Misool Utara Raja Ampat Resmi Jadi Wilayah Kawasan Konservasi Perairan
Saat ini, tambahnya, terdapat lebih dari 20 varian produk yang dijual di Kios Konservasi.
Ke depan, YKAN berharap semakin banyak kelompok masyarakat yang bisa bergabung, serta terus melakukan inovasi agar produk mereka semakin diminati pasar, baik lokal maupun nasional.
"Adanya pendekatan berbasis sains dan partisipasi aktif masyarakat, YKAN membuktikan bahwa konservasi dan ekonomi dapat berjalan beriringan," ujar Wawan. (tribunsorong.com/angela cindy)
| Pala Tomandin Fakfak Tampil Mengilap di UMKM Expo 2025, Siap Tembus Pasar Internasional |
|
|---|
| 3 Entrepreneur Muda Sorong Kolaborasi Bangun Usaha Printing, Usung Misi Bantu UMKM |
|
|---|
| 1.500 Pelaku UMKM Ikut Sosialisasi Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri |
|
|---|
| Ketua Dewan Adat Distrik Segun Ingatkan Masyarakat Tak Salah Gunakan Wilayah Adat untuk Bisnis |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sorong/foto/bank/originals/20250209_peresmian-kios-konservasi-di-kota-sorong.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.