Hikmah Ramadan 2025

Merawat Kemabruran Puasa bagian 27: Dari Wirid ke Warid

Wirid dibedakan dan zikir. Zukir adalah amalan berupa penyebutan atau mengingat nama-nama Allah SWT.

Editor: Jariyanto
FREEPIK
ZIKIR - Ilustrasi berzikir. Warid adalah suasana ketenangan dan kejernihan batin yang dirasakan seseorang sebagai efek dari amalan zikir dan wirid. 

Oleh: Prof., Dr., K.H., Nasaruddin Umar, M.A. (Menteri Agama RI)

TRIBUNSORONG.COM - Wirid dan warid berasal dari akar kata yang sama, yaitu warada-yaridu, berarti menemukan.

Wirid dibedakan dengan zikir. Zikir adalah amalan berupa penyebutan atau mengingat nama-nama Allah SWT. 

Pengertian seperti ini sama dengan wirid, hanya bedanya, wirid sudah diatur jumlah, jenis bacaan, metode, dan waktu pembacaannya. 

Wirid adalah amalan hati dan yang secara telaten dilakukan seseorang di dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Baca juga: Merawat Kemabruran Puasa bagian 26: Dari Taabbud ke Istianah

Adapun warid adalah efek atau bekas yang tertinggal di dalam bentuk suasana batin dan karakter setelah secara rutin mengamalkan wirid, sehingga sulit membayangkan adanya warid tanpa adanya wirid yang diamalkan secara rutin.

Warid adalah sesuatu yang datang dari hati berupa bisikan-bisikan yang terpuji, kemudian melahirkan ketenangan batin.

Kehadirannya bukan karena disengaja tetapi lebih merupakan anugrah Allah SWT.

Baca juga: Merawat Kemabruran Puasa bagian 25: Dari Syariah ke Hakikat

Jika seseorang telah melakukan dosa maka biasanya akan melahirkan kegelisahan dan rasa serba salah, yang dampaknya dapat dibaca oleh orang lain. 

Sebaliknya warid adalah suasana ketenangan dan kejernihan batin yang dirasakan seseorang sebagai efek dari amalan zikir dan wirid.

Ibnu 'Athaillah mengatakan: “Jangan kita menganggap rendah hamba yang memiliki wirid dan ibadah tertentu, karena keduanya memiliki kedudukan yang mulia di sisi Allah.”

Ia menambahkan: “Jika engkau melihat seorang hamba yang ditetapkan oleh Allah dalam menjaga wiridnya, dan dilanggengkan-Nya dalam keadaan demikian, namun lama ia tidak mendapatkan pertolongan-Nya, maka jangan sampai engkau meremehkan apa yang Allah telah berikan itu kepadanya, hanya karena engkau belum melihat tanda-tanda orang ‘arif ataupun cahaya indah seorang pencinta Allah pada diri hamba itu. Kalaulah bukan karunia berupa warid, tentu tidak akan ada wirid.” 

Warid pengertiannya lebih umum daripada khawatir (bisikan) karena khawatir hanya khusus dalam bentuk informasi, pesan-pesan, bisikan, inspirasi atau apa yang terkandung dalam suatu makna.

Warid bisa berupa kehadiran kesenangan, ke lapangan (basth), dan berbagai rasa yang terkandung dalam suatu makna.

Baca juga: Merawat Kemabruran Puasa bagian 23: Dari Self-Love ke Selfishness

Warid merupakan pemberian Allah yang berupa petunjuk, cahaya ilahi, kesenangan dalam beribadah.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved