Makanan Lokal Papua
Bupati Jayapura Ajak Masyarakat Tanam Sagu untuk Masa Depan
Bupati Jayapura Yunus Wonda mengajak masyarakat untuk kembali menanam pohon sagu di tengah semakin berkurangnya hutan sagu.
TRIBUNSORONG.COM, SENTANI - Bupati Jayapura Yunus Wonda mengajak masyarakat untuk kembali menanam pohon sagu di tengah semakin berkurangnya hutan sagu akibat pembabatan hutan dan perluasan lahan untuk pembangunan di Kabupaten Jayapura.
"Jika kita lihat hari ini, pohon sagu semakin jarang ditemui karena banyak daerah yang sudah diubah menjadi permukiman. Sagu yang ditanam membutuhkan waktu hingga 15 tahun untuk bisa menghasilkan," ujar Yunus Wonda saat menghadiri acara Majelis Rakyat Papua (MRP) mengenai penjaringan aspirasi penggunaan Dana Otonomi Khusus (Otsus) di Hutan Huwakha Sentani, Rabu (23/4/2025).
Baca juga: Mayat Perempuan Tanpa Identitas Ditemukan Mengapung di Perairan Holtekam Jayapura
Menurutnya, tanaman sagu memerlukan waktu yang panjang untuk bisa menghasilkan pati yang dapat diolah menjadi beragam produk, baik makanan maupun minuman.
Oleh karena itu, Yunus mengimbau masyarakat untuk mulai menanam sagu sekarang, agar hasilnya bisa dinikmati 10 hingga 15 tahun mendatang.
"Sagu memiliki banyak potensi yang bisa dimanfaatkan, bukan hanya untuk membuat papeda, tetapi juga tepung yang dapat diolah menjadi berbagai jenis produk. Mari kita giatkan penanaman sagu untuk anak cucu kita di masa depan," lanjutnya.
Yunus menekankan bahwa sagu adalah makanan khas Orang Asli Papua (OAP) yang harus dilestarikan.
Ia mengingatkan masyarakat untuk tidak lengah hingga hutan sagu di Papua habis.
Baca juga: Dijual Pupuk Organik dari Ampas Padi dan Sagu di Papua Barat Daya, Cek Harganya
Data dari United Nations Commodity Trade Statistics Database (UN Comtrade) menunjukkan bahwa Indonesia telah mengekspor pati sagu pada tahun 2023 dengan total 9.934.205 kilogram (sekitar 10 ribu ton), senilai lebih dari 3,3 juta dolar AS.
Baca juga: Makna Colo Sagu yang Diangkat Dalam Resepsi Pernikahan di Jayapura Papua
Negara tujuan utama ekspor pati sagu Indonesia adalah Malaysia, yang menerima 8.512.260 kilogram pati sagu senilai sekitar 2 juta dolar AS, disusul Jepang dengan 1.002.100 kilogram senilai lebih dari 574 ribu dolar AS.
"Lucu rasanya kalau kita kehabisan sagu di sini, kemudian harus mengimpor dari luar. Padahal dulu sagu dari Sentani adalah yang terbesar diekspor ke Malaysia. Kami ingin agar generasi mendatang tidak hanya menjadi penonton," kata Yunus.
Sebagai bagian dari programnya sebagai pimpinan di Gunung Merah, Yunus menegaskan bahwa ia akan mewajibkan penanaman sagu di seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Jayapura.
"Masyarakat di Kabupaten Jayapura harus kembali menanam sagu. Ini adalah langkah jangka panjang, 10 hingga 20 tahun ke depan, untuk menghindari krisis sagu di Papua," pungkas Yunus. (*)
Pesta Mabuk Berujung Penjara: 3 Pembuat Stim di Jayapura Diringkus Polisi |
![]() |
---|
Alumni Papua Lulusan Luar Negeri Gelar Reuni Akbar di Jayapura, Bahas Rumitnya Penyetaraan Ijazah |
![]() |
---|
Bupati Jayapura Tegas! Perintahkan Penutupan Penjualan Minuman Keras di Wilayahnya |
![]() |
---|
Jadwal Kapal Pelni Rute Jayapura - Sorong Maret 2025: Ada KM Gunung Dempo dan KM Ciremai |
![]() |
---|
Jadwal Kapal Pelni Rute Sorong - Jayapura April 2025: 3, 10, 13, 14, 15 dan 24, Termurah Rp. 466.000 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.