Stunting di Kota Sorong

UNIPA Paparkan Riset Penanganan Stunting di Hadapan Wamendikti Saintek Stella Christie

Fakultas Kedokteran Universitas Papua (Unipa) memaparkan hasil penelitian unggulan terkait evaluasi sistem surveilans dan praktik penanganan stunting

Penulis: Aldy Tamnge | Editor: Petrus Bolly Lamak
TRIBUNSORONG.COM/ALDY TAMNGE
PEMAPARAN - Fakultas Kedokteran Universitas Papua (Unipa) memaparkan hasil penelitian unggulan terkait evaluasi sistem surveilans dan praktik penanganan stunting di Kota Sorong. 

TRIBUNSORONG.COM, AIMAS - Fakultas Kedokteran Universitas Papua (Unipa) memaparkan hasil penelitian unggulan terkait evaluasi sistem surveilans dan praktik penanganan stunting di Kota Sorong

Pemaparan ini disampaikan dalam acara "Paparan Riset Unggulan Perguruan Tinggi Wilayah Papua Barat Daya" di Sorong (29/4/2025), dihadiri oleh Wamendikti Saintek Stella Christie, Wakil Gubernur Papua Barat Daya Ahmad Nausrau, dan sejumlah tokoh penting lainnya.

Baca juga: Pemkab Sorong Perkuat Program Penanganan Stunting, Lintas Perangkat Daerah Turut Terlibat

Peneliti Nadia Kamilia menjelaskan bahwa riset ini dilatarbelakangi tingginya angka stunting pada 2021–2022. 

Penelitian dilakukan di 10 puskesmas, namun hanya lima yang terealisasi karena kendala di lapangan. 

Hasilnya menunjukkan bahwa seluruh puskesmas menggunakan alat ukur antropometri yang tidak sesuai standar, seperti timbangan non-digital yang tidak terkalibrasi, serta pelayanan posyandu yang terbatas.

“Kader posyandu terbatas, dan kunjungan ibu ke posyandu menurun karena lebih memilih dokter spesialis. Sayangnya, data dari dokter spesialis tidak diakomodir dinas kesehatan,” jelas Nadia.

Baca juga: Polisi Geledah Rumah Staf Presiden NFRPB di Kota Sorong, Begini Kata Pengacara

Riset juga menemukan pengukuran tinggi badan anak hanya dilakukan setiap tiga bulan, dan pengetahuan kader tidak selalu sejalan dengan praktik di lapangan. 

Koordinasi dengan RT/RW untuk pengumpulan data hanya dilakukan secara rutin di 60 persen puskesmas.

Baca juga: Jelang May Day 1 Mei 2025, Serikat Pekerja Buruh Serahkan 11 Poin Tuntutan kepada Wali Kota Sorong

Tim peneliti merekomendasikan pembentukan tim kalibrasi data yang melibatkan Dinas Kesehatan dan dokter spesialis anak guna menyelaraskan data posyandu dengan gejala klinis, sehingga diagnosis stunting lebih akurat. (tribunsorong.com/aldy tamnge)

Sumber: TribunSorong
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved