Kota Sorong Terkini
Kisah Pilu di Balik Gemerlapnya Kota Sorong Provinsi Papua Barat Daya
Anak-anak kecil berlarian tanpa alas kaki dan menceburkan diri ke Sungai Klawuyuk yang terletak tak jauh dari hunian mereka.
Penulis: Safwan | Editor: Petrus Bolly Lamak
TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Pagi itu, suara nyanyian burung nuri terdengar syahdu di Komplek Perumahan 30, Kelurahan Klawalu, Distrik Sorong Timur, Kota Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, Jumat (23/5/2025).
Baca juga: HUT Ke-75 IGTKI-PGRI di Kota Sorong, Penting Membentuk Karakter Anak Sejak Usia Dini
Di balik kemegahan infrastruktur dan gedung-gedung tinggi menjulang, Sorong sebagai pintu gerbang ekonomi di Tanah Papua menyimpan kisah pilu yang jarang terdengar oleh publik.
Anak-anak kecil berlarian tanpa alas kaki dan menceburkan diri ke Sungai Klawuyuk yang terletak tak jauh dari hunian mereka.
Baca juga: Prakiraan Cuaca Papua Barat Daya Kamis 22 Mei 2025, Kota Sorong Potensi Cuaca Ekstem
Wajah polos mereka dihiasi senyuman, namun sorot mata menyiratkan luka yang tak terucap.
Di kawasan yang dihuni sekitar 1.000 jiwa tersebut, warga hidup dalam keprihatinan.
Baca juga: Anshar Karim Tinggalkan PAN, Bergabung ke Demokrat dan Langsung Plt Ketua DPC Kota Sorong
Minimnya akses sanitasi sehat, kekurangan makanan bergizi, serta fakta bahwa sekitar 85 persen penduduk tidak memiliki pekerjaan tetap, menjadi potret nyata kondisi sosial mereka.
Ketua RT 03/RW 07 Ramadan Agia (52) mengungkapkan, bahwa banyak persoalan dihadapi warga Perumahan 30, termasuk kasus anak kurang gizi dan gizi buruk.
"Kami di sini banyak persoalan, termasuk anak-anak kurang gizi. Sebagian besar orang tua mereka memang masih belum mampu secara ekonomi," ujar Ramadan kepada TribunSorong.com.

Ia menambahkan, anak-anak yang terdata mengalami kurang gizi umumnya berasal dari keluarga yang orang tuanya tidak memiliki pekerjaan tetap.
"Dari data yang ada, sekitar 10 anak di sini masuk dalam kategori kurang gizi, dan hingga kini mereka rutin mendapat makanan tambahan dari Puskesmas Sorong Timur," jelasnya.
Baca juga: KPU Serahkan Laporan Penggunaan Dana Hibah Pilkada 2024 ke Wali Kota Sorong
Menurut Ramadan, sebagian besar orang tua di Perumahan 30 memiliki penghasilan di bawah Rp1 juta per bulan.
Kondisi ini membuat mereka kesulitan untuk memberikan asupan bergizi secara rutin kepada anak-anak mereka.
Baca juga: KISAH Mama Yuliana Kalasuat, Biayai Anak Sekolah dari Hasil Sapu Jalan di Kota Sorong
Pengangguran ini terjadi baik di RT 03 maupun RT 04, dan mayoritas penduduknya adalah Orang Asli Papua (OAP).
Ia berharap pemerintah memberikan perhatian terhadap masalah pengangguran ini agar para orang tua dapat memperoleh penghasilan layak, sehingga anak-anak mereka bisa mendapatkan makanan yang layak pula.
Baca juga: Kebijakan Sekolah Gratis di Kota Sorong Menyasar Sekolah Kemenag? Ini Tanggapan Resminya
Sementara itu, Penanggung Jawab Gizi di Puskesmas Sorong Timur Filein Aldriein menjelaskan, bahwa secara keseluruhan di wilayah kerjanya tercatat 14 balita mengalami gizi buruk dan 22 balita mengalami kurang gizi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.