Stunting di Papua Barat Daya

Perkuat Kapasitas, BKKBN Papua Barat Gelar Re-orientasi Kader TPK untuk Tekan Stunting

Kegiatan ini memperkuat kapasitas dan peran TPK, terutama penanganan keluarga berisiko stunting.

|
Penulis: Ismail Saleh | Editor: Petrus Bolly Lamak
TRIBUNSORONG.COM/ISMAIL SALEH
RE-ORIENTASI KADER - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Papua Barat menggelar Re-orientasi bagi Kader Tim Pendamping Keluarga (TPK) di Gedung Pertemuan Asrama Haji Kota Sorong, Papua Barat Daya, Selasa (28/10/2025). 

TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Papua Barat menggelar Re-orientasi bagi Kader Tim Pendamping Keluarga (TPK) di Gedung Pertemuan Asrama Haji Kota Sorong, Selasa (28/10/2025).

Baca juga: KNPI Kota Sorong Yakin Pemuda Mampu Jadi Penjaga Kedamaian dan Motor Pembangunan

Kepala Perwakilan BKKBN Papua Barat Philmona Maria Yarollo mengatakan, kegiatan bertujuan memperkuat kapasitas dan peran TPK, terutama penanganan keluarga berisiko stunting.

“TPK garda terdepan yang berinteraksi dengan masyarakat. Mereka menjadi penghubung antara program bangga kencana dengan kondisi nyata di rumah tangga,” ujarnya.

Baca juga: Sampah Plastik Cemari Perairan Halte Doom Akses Wisata Bersejarah di Kota Sorong

Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024, prevalensi stunting di Indonesia 19,8 persen.

Di Provinsi Papua Barat Daya 30,5 persen, Kota Sorong 25,2 persen.

Baca juga: 98 Tahun Injil Masuk Tanah Moi, Wali Kota Sorong: Tonggak Sejarah Besar Ubah Kehidupan Masyarakat

Angka ini menunjukkan penurunan dibanding tahun sebelumnya, namun perjuangan menekan stunting terus dilanjutkan.

“Stunting bukan sekadar persoalan tinggi badan anak, tetapi cerminan kekurangan gizi kronis sejak masa kehamilan,” katanya.

Ia mengatakan, percepatan penurunan stunting diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021, kerja konvergen dan terintegrasi antar sektor.

Pilar penting dalam upaya tersebut adalah imunisasi dasar lengkap.

“Imunisasi bukan hanya pencegahan penyakit menular, tetapi investasi jangka panjang bagi tumbuh kembang anak,” tambah Philmona.

Baca juga: 56 ASN Kota Sorong Tuntas Ikuti Uji Kompetensi dan Asesmen JPT Pratama, Inilah Daftar Jabatannya

Ia menambahkan, istilah Zero Dose merujuk pada anak-anak yang belum pernah divaksinasi dengan vaksin dasar apa pun (BCG, Polio, Pentavalen, atau Campak).

Anak-anak ini masuk kategori kelompok paling rentan terhadap penyakit dan risiko kematian dini.

BKKBN ingin memperkuat kemampuan para fasilitator dan kader TPK lewat kegiatan re-orientasi ini.

Baca juga: 2 Pelajar MAN Kota Sorong Gemparkan Ajang Robotik ASEAN di Malaysia, Sabet Medali Emas

Tujuannya supaya fasilitator dan kader mampu mendampingi masyarakat dengan pendekatan Komunikasi Antar Pribadi (KAP), membangun kedekatan emosional, serta mendorong perubahan perilaku berkelanjutan.

“Kami apresiasi Direktorat Bina Institusi Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan BKKBN, Kementerian Kesehatan, Forum KAP, serta World Bank melalui tim INEY sudah dukung kegiatan ini,” katanya.

Baca juga: DPR Kota Sorong Dukung Pendataan OAP, Robert Malaseme: Kebutuhan Mendasar dan Amanat UU

Sumber: TribunSorong
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved