Kabupaten Sorong
Lulusan Tak Langsung Terserap Industri, Wamendiktisaintek Dorong Reformasi Kurikulum
Wamendiktisaintek Fauzan menekankan pentingnya pembangunan ekosistem pendidikan tinggi yang manusiawi.
Penulis: Aldy Tamnge | Editor: Petrus Bolly Lamak
TRIBUNSORONG.COM, AIMAS - Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Fauzan menekankan pentingnya pembangunan ekosistem pendidikan tinggi yang manusiawi.
Baca juga: Wamendiktisaintek Fauzan Kunjungi Papua Barat Daya, Dorong Mahasiswa Gali Potensi Diri
Ia menyatakan bahwa kekuatan ekosistem perguruan tinggi tidak hanya diukur dari keberadaan sarana fisik, tetapi juga dari kemampuan menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan industri.
Baca juga: Wamendiktisaintek: Kampus Harus Ambil Peran Atasi Pengangguran
Menurut Fauzan, kampus harus mulai berpikir secara sederhana namun strategis, termasuk memperhatikan realitas di sektor industri seperti pertambangan.
"Orang-orang yang bekerja di industri pertambangan itu tidak banyak berasal dari masyarakat kita. Kenapa? Karena masalah keterampilan (skill)," ujar Wamendiktisaintek Fauzan saat memberikan arahan kepada mahasiswa dan dosen dalam diskusi bersama jajaran pimpinan Unimuda Sorong, Senin (9/6/2025).
Ia menyoroti perlunya komunikasi aktif antara perguruan tinggi dan dunia industri agar kampus dapat menyesuaikan kurikulum dan menyiapkan lulusan yang siap terjun ke dunia kerja.
"Saya pernah bertanya kepada direktur salah satu perusahaan multinasional, dari perguruan tinggi mana saja lulusan yang langsung direkrut oleh perusahaan mereka. Jawabannya: tidak ada," ungkapnya.
Baca juga: Wamendiktisaintek Tekankan Peran Kampus dalam Isu Lingkungan di Raja Ampat
Fauzan menambahkan bahwa banyak lulusan perguruan tinggi yang belum terserap langsung oleh industri karena belum memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan.
Bahkan, meskipun telah mengikuti pelatihan tambahan, belum tentu sumber daya manusianya sesuai dengan standar industri.
Baca juga: Wamendiktisaintek Apresiasi Meningkatnya Kesadaran Pendidikan di Papua Barat Daya
Karena itu, ia menekankan pentingnya merancang pendidikan tinggi yang mampu meluluskan mahasiswa yang langsung siap kerja, tanpa harus berkeliling mencari pekerjaan.
Untuk mewujudkan hal tersebut, menurut Fauzan, kampus perlu secara tepat mengidentifikasi kebutuhan industri dan menyesuaikan proses pembelajaran dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh perusahaan.
"Contohnya, telah terjadi perekrutan awal sebanyak 40 orang oleh perusahaan multinasional, yang benar-benar memiliki kompetensi khusus di bidang masing-masing. Inilah bentuk koneksi antara kampus dan industri yang harus dibangun," pungkasnya. (tribunsorong.com/aldytamnge)
Sejumlah Perusahan Sawit Ancang-ancang Masuk Kabupaten Sorong, Masyarakat Adat Malamoi Bereaksi |
![]() |
---|
Alasan Polisi Tahan 11 Warga Kabupaten Sorong yang Berimbas Pemalangan Perusahaan Kelapa Sawit |
![]() |
---|
Daftar 11 Warga yang Ditahan Polisi di Kabupaten Sorong, Area Perkebunan Sawit Dipalang |
![]() |
---|
Tolak Perkebunan Sawit di Tanah Malamoi Kabupaten Sorong, GMNI Beber Dampak dari Berbagai Aspek |
![]() |
---|
Harga Telur di Pasar Warmon Kabupaten Sorong Sempat Turun, Pedagang Harap Terus Stabil |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.