Ketahanan Nasional

Tugas Berat Menanti Generasi Z Menyongsong Indonesia Emas 2045

Generasi muda berusia 17-30 tahun atau disebut juga Generasi Z bakal menduduki tampuk pimpinan nasional atau bangsa saat Indonesia berusia 100 tahun.

Editor: Jariyanto
ISTIMEWA
ONE DAY WORKSHOP - Foto bersama peserta dan pemateri One Day Workshop bertema "Pancasila dalam Aksi" yang digelar Yayasan Yaski, Heartline Radio, dan DPD IKAL Lemhannas Provinsi Banten di Gedung Heartline Center, Lippo Karawaci, Tangerang, Banten, Sabtu (14/6/2025). 

Kebhinnekaan Indonesia terlihat dari banyaknya suku, bahasa, budaya, dan agama, bahkan makanan.

Oleh karena itu, Sila Ketiga Pancasila, yakni Persatuan Indonesia menjadi penting karena merupakan kekuatan (center of gravity).

Jika ingin menguasai Indonesia, cara yang paling mudah yakni menghancurkan sila ketiga.

Baca juga: Gubernur Papua Barat Daya Ajak Warga Jadikan Pancasila Pedoman Hidup Sehari-hari

Kehancuran Indonesia bisa terjadi juga karena narkoba, judi online (judol) hingga pinjaman online (pinjol) yang banyak memakan korban para Generasi Z.  

"Ancaman ini harus benar-benar dihadapi dan diberantas," ucap Putut.

Terkait era media sosial (medsos), Putut Prabantoro mengingatkan generasi muda agar mewaspadai fear of missing out atau disebut juga FOMO, kekhawatiran tidak up to date, tidak kekinian, tidak gaul atau dianggap sebagai orang terbelakang.

Menjadi orang yang terpinggirkan, atau dianggap tidak ada ini akan menjadi beban mental Generasi Z dan Milineal.

Putut Prabantoro juga mengingatkan bahwa jejak digital tidak bisa dihapus.

Baca juga: 37 Pantun Hari Lahir Pancasila 2025, Buat Peringatan 1 Juni Makin Berarti, Cocok Diposting di Medsos

Jika terperosok pada pelanggaran hukum, norma, susila dan sebagainya, jejak itu tidak terhapus dan akan ikut seumur hidup.

“Lalu kalau sudah terperosok, tercemar akan jadi apakah kita nanti? Jika jejak digital kita warnya hitam, apakah kita bisa memutihkan menjadi pemimpin masa depan?“ ucapnya.

Oleh karena itu, Putut Prabantoro mewanti-wanti agar kaum muda menggunakan akal budi yang sehat, emosi yang stabil dalam bermedia sosial.

Mereka harus bijak menyikapi dan menghadapi perubahan zaman.

“Negara dan bangsa Indonesia memerlukan Anda semua. Harus menjadi apa? Atau menjadi siapa?“ kata Putut. 

Pancasila dan UUD 1945

Sementara itu, Ketua DPD IKAL Lemhannas Banten Mayjen TNI Purn. Achmad Yuliarto membuka workshop mengulas tentang Pancasila.

Dia mengajak peserta agar memahami Pancasila bukan hanya sebagai dasar negara, tetapi sebagai pedoman hidup yang relevan diterapkan pada zaman modern sekarang ini. 

Halaman
123
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved