Awas Kejahatan Modus Hipnotis di Sorong
Tips Agar Tak Jadi Korban Hipnotis Menurut Himpsi Papua Barat Daya
Ketua Himpsi Wilayah Papua Barat Daya Nursiah Yusdiranti Barus mengingatkan masyarakat waspada terhadap praktik hipnotis.
Penulis: Ismail Saleh | Editor: Petrus Bolly Lamak
TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Ketua Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Wilayah Papua Barat Daya Nursiah Yusdiranti Barus mengingatkan masyarakat waspada terhadap praktik hipnotis.
“Terutama ketika seseorang sedang dalam kondisi mental yang lemah atau mengalami masalah kehidupan,” ucapnya.
Baca juga: Viral! Pasutri di Sorong jadi Korban Hipnotis saat Hendak ke RSUD, Perhiasan dan Uang Melayang
Dalam penjelasannya, Nursiah mengungkapkan, bahwa pelaku hipnotis biasanya mencari target di tempat-tempat yang dinilai banyak dikunjungi orang dengan tekanan mental tinggi atau sedang mengalami kesulitan.
“Pada saat seperti itu, seseorang cenderung kurang mampu berpikir kritis sehingga mudah terpengaruh oleh sugesti luar,” ujar dia.
Baca juga: Kasus Hipnotis Gegerkan Sorong, Polisi Imbau Korban Segera Lapor
Ia Bilang, penghipnotis biasanya memulai aksinya dengan komunikasi sugestif dan menarik perhatian, sering kali dengan sentuhan fisik seperti menepuk pundak korban.
“Teknik ini dikenal sebagai shocking method, yang bertujuan untuk menembus filter pikiran sadar dan langsung mempengaruhi pikiran bawah sadar,” jelasnya.
Menurutnya, jika ucapan penghipnotis sesuai dengan believe system atau sistem kepercayaan korban, maka proses hipnosis akan semakin mudah dilakukan.
“Contohnya dalam video yang sempat viral, pelaku mengatakan bisa menyembuhkan penyakit dan menyebutkan hal-hal yang secara sugestif diyakini korban. Dari situ, korban mudah diarahkan dan bahkan mengikuti pelaku sampai ke rumah,” tambah Nursiah.
Baca juga: ART Sorong Fest Bertajuk “Papua Berkarya”, Seniman Sorong Raya Hipnotis Pengunjung Hangout Sorong
Lebih lanjut ia menjelaskan, ketika sudah sampai di lokasi pribadi, pelaku sering melakukan teknik relaksasi seperti memijat tubuh target untuk menjaga korban tetap dalam pengaruh hipnosis.
“Namun, efek hipnosis bisa mulai hilang setelah beberapa menit korban ditinggal oleh pelaku,” jelas dia.
Baca juga: Menyala! Manusia Tumpah Ruah di Peluncuran Tahapan Pilkada Sorsel, Wizz Baker Hipnotis Penggemar
Nursiah menegaskan, bahwa edukasi tentang hipnotis dan cara kerjanya penting disampaikan kepada masyarakat agar tidak menjadi korban kejahatan berkedok supranatural.
“Hipnotis bukan sihir, tapi proses ilmiah yang bisa dipelajari dan dikenali. Justru karena itu, kita harus memahami cara kerjanya agar tidak mudah dimanipulasi,” tutupnya.
Tips Menghindari Pengaruh Hipnotis
Untuk mencegah menjadi korban hipnotis, Nursiah Yusdiranti Barus memberikan beberapa tips yang penting diperhatikan:
- Hindari komunikasi intens dengan orang asing saat sedang memiliki banyak masalah. Berikan jeda waktu untuk mempertimbangkan dan memfilter informasi yang diterima.
- Jangan mudah percaya dengan orang yang mengaku memiliki kemampuan supranatural seperti melihat makhluk gaib atau indra keenam.
- Evaluasi sistem kepercayaan pribadi (believe system) secara berkala dan terus tingkatkan pengetahuan melalui belajar.
- Fokus pada aktivitas positif seperti berdzikir atau berdoa saat sedang dalam perjalanan, untuk menjaga pikiran tetap waspada. (tribunsorong.com/ismail saleh)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.