Dugaan Korupsi di Kemendikbud

SMA Swasta di Kota Sorong Ini Terima 15 Laptop Chromebook, Guru Sebut Efektif buat Pembelajaran

Sejumlah sekolah di Kota Sorong yang mendapat Chromebook satu di antaranya SMA Yayasan Pendidikan Kristen Papua (YPKP) Moria.

Penulis: Angela Cindy | Editor: Jariyanto
TRIBUNSORONG.COM/ANGELA CINDY
LAPTOP CHROMEBOOK - Lidia Sulorante, Guru SMA Yayasan Pendidikan Kristen Papua (YPKP) Moria menunjukkan pengoperasian laptop Chromebook, Kamis (17/7/2025). Sekolah swasta di Kota Sorong, Papua Barat Daya ini mendapatkan bantuan 15 unit Chromebook yang merupakan program TIK Kemendikbudristek pada 2021. 

TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Program penyaluran bantuan Chromebook di era Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tengah diusut oleh Kejaksaan Agung (Kejagung).

Kejagung telah menetapkan tersangka dan menahan mantan Konsultan Kemendikbudristek Ibrahim Arif.

Dari data terdapat 41.703 unit Chromebook yang merupakan bagian program bantuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) disalurkan ke sekolah jenjang TK, SMA/SMK serta SLB seluruh Indonesia, termasuk di Papua Barat Daya.

Baca juga: Eks Staf Khusus Mendikbudristek Jurist Tan Diduga Berada di Australia, Kejagung Telusuri Keberadaan

Sejumlah sekolah di Kota Sorong yang mendapat Chromebook satu di antaranya SMA Yayasan Pendidikan Kristen Papua (YPKP) Moria. 

"Kami mendapat 15 unit laptop (Chromebook) pada tahun 2021," kata Guru SMA YPKP Moria Lidia Sulorante kepada TribunSorong.com, Kamis (17/7/2025). 

Ia menjelaskan, perangkat yang diterima dimanfaatkan sebagaimana mestinya bagi kepentingan pendidikan di sekolah.

Baca juga: Kejagung Tetapkan 4 Tersangka Korupsi Laptop, Eks Staf Khusus Mendikbud Diburu ke Luar Negeri

Menurut Lidia, Chromebook merupakan perangkat yang dikhususkan buat kegiatan belajar mengajar dan terintegrasi dengan akun belajar.id dari Kemendikbudristek (kini dipecah menjadi tiga kementerian).

"Laptop-laptop itu masih ada di sekolah, sebagian digunakan oleh guru untuk membuat media pembelajaran serta ujian sekolah. Ada juga yang dipakai siswa buat pelatihan komputer. Kami pakai sesuai kebutuhan belajar," ujarnya.

Lidia menjelaskan, Chromebook tersebut baru dipergunakan pada tahun ajaran 2022-2023.

Sebelumnya perangkat disimpan karena pembelajaran masih dilaksanakan secara daring akibat pandemi Covid-19.

Lidia menyebut, dari total 15 Chromebook, satu di antaranya dalam kondisi rusak.

Pihak sekolah sudah berupaya memperbaiki di tempat servis di Kota Sorong, namun tidak ada yang bisa. 

Lidia menilai, secara fungsional, Chromebook cukup efektif dalam proses pembelajaran di sekolah.

"Chromebook hemat baterai, bisa bertahan hingga tiga hari serta dilengkapi antivirus bawaan. Keamanannya tinggi dan tidak bisa digunakan untuk mengakses konten di luar pembelajaran,” katanya.

Baca juga: Kominfo Papua Barat Daya Petakan Wilayah Prioritas Internet, Sekolah Jadi Fokus

Penggunaan perangkat ini juga diatur agar siswa hanya dapat mengakses konten edukatif, sementara akses ke situs atau aplikasi di luar kepentingan pendidikan secara otomatis dibatasi.

Sumber: TribunSorong
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved